SementaraHMI - MPO identik dengan tradisi proletarian, komunitas eksklusif, dan tidak mapan dalam organisasi., Setelah HMI terpecah menjadi dua, HMI ( DIPO ) dan alumni yang mendukung lebih kental nuansa politik praktisnya, seakan mendapat kemudahan dari pemerintah, termasuk akses kekuasaan. Apakah itu efek dari penerimaan Pancasila dimana
Perbedaan HMI DIPO dan MPO. Dua fenomena yang kala itu membuat semua orang tidak menyangka, namun ada kelegaan masing-masing. Terutama bagi mereka yang menjadi korban daripada rezim pemerintah kala itu. Berikut ulasan tentang tugas serta wewenang mereka. Ayu Maesaroh, Konsep Organisasi – HMI atau yang sering terkenal dengan Himpunan Mahasiswa Islam, adalah salah satu organisasi besar yang ada di Indonesia, dengan beragam keeksistensian mereka di penjuru wilayah. Organisasi tersebut lahir pada tahun 1947, tepatnya pada tanggal 5 Februari. Dengan mencoba membangun organisasi yang menganut beberap prinsip atau pedoman. Yakni terwujudnya insan akademis, pencipta, serta pengabdi, dengan bernafaskan islam. Serta bertanggungjawab agar dapat mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil, makmur. Serta mendapatkan ridho dari Allah SWT. Organisasi tersebut kini bertempatan di sekretariat resmi yang ada di Jakarta. Meski demikian. Dalam perjalanan sepak terjang dari HMI, terdapat sejarah yang kemudian membuat kubu tersebut berseteru di kala masa puncak daripada perpecahan tersebut. Ialah terkait dengan perbedaan dari prinsip HMI DIPO dan MPO. Jadi, berikut untuk beberapa pembahasan selengkapnya Daftar Isi HMI DIPO dan MPODefinsi HMI DIPOTugas dan Wewenang HMI DIPOHMI MPO AdalahWewenang HMI MPOHal Lainnya…Perbedaan HMI DIPO dan MPOPenutup Istilah dua hal ini, awalnya baik-baik saja ketika kemudian terdapat kesalahpahaman mengenai tanggapan atas kebijakan pemerintah pada saat Orde baru. Mengingat sejak dari awal, organisasi tersebut menjadi satu-satunya organisasi yang berani mengkritik atas beberapa kebijakan yang berlaku pada masa tersebut. Dan entah apa yang menjadi latar belakang kenapa satu kubu memilih pro dengan rakyat. Akhirnya terpecahlah antara keduanya, dan berjalan sendiri-sendiri. Ialah HMI DIPO serta yang kedua adalah HMI MPO. Bergerak sendiri, dengan tujuan dan titik poin masing-masing. Pun dengan tugas serta wewenang yang ada dan mereka emban. Guna melancarkan kejayaan dari kedua kubu tersebut, terutama untuk kubu yang memang pro dengan pemerintah kala itu. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa ulasan selengkapnya Definsi HMI DIPO Definisi HMI DIPO dan MPO Foto Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa HMI terbagi atas dua kubu. Yakni salah satunya adalah pro dengan pemerintah waktu itu. HMI DIPO, adalah salah satu organisasi yang kala itu pro dengan pemerintah. Tidak heran kemudian mereka mendapatkan begitu banyak fasilitas mencukupi. Ketika mereka akan melaksanakan beberapa kegiatan. Untuk nama dari hal tersebut, diambil karena sebagian dari beberapa anggota mereka. Adalah orang-orang yang ada dalam kubu tersebut, rata-rata pengurus besar yang ada di Jalan Diponegoro. Hal itulah yang kemudian menjadi alasan kenapa mereka menggunakan nama tersebut. Mengingat, kita sangat paham bagaimana orde baru pada masa kepresidenan Soeharto, sangatlah kejam di balik beberapa kebijakan yang mungkin ada baiknya untuk masyarakat kala itu. Bahkan sudah tercatat ada berbagai peristiwa yang sampai sekarang, belum terpecahkan misterinya. Mulai dari aksi Petrus atau singkatan dari Penembakan Misterius, tersebut, sampai sekarang tidak ada kejelasan. Organisatoris lain baca ini Organisasi HMI Pun terhadap keluarga korban tersebut, yang mana tidak mendapatkan kejelasan atas apa yang menimpa kepada korban. Kejelasan mengenai perbuatan apa yang mereka lakukan pun, tidak digubris sekalipun oleh pemerintah, sampai detik ini. Kemudian beberapa peristiwa lain seperti keinginan Papua untuk merdeka kala itu, mendapat sambutan dengan berbagai perlakuan diskriminatif kepada warga Papua. Salah satu hal yang sampai detik ini masih menjadi satu fenomena dan belum adanya penyelesaian, adalah masalah orang Papua yang hanya dapat menyaksikan tanah kelahiran mereka, terkeruk secara massal oleh orang Indonesia dengan suku lain. Hal tersebut dengan alasan pada masa Orde baru, Soeharto melakukan berbagai strategi untuk mempertahankan Papua ke dalam wilayah Indonesia dengan “segala macam caranya”. Sungguh mengerikan. Bahkan ketika kita mencoba memijakkan kaki di tanah Papua yang terdampak akan hal tersebut. Sangat miris jika kemudian melihat lubang penggalian yang tiada habis dan hentinya. Tugas dan Wewenang HMI DIPO Untuk tugas dan wewenang dari HMI DIPO tersebut, tidak tercantum dengan jelas bagaimananya. Yang digaris besarkan adalah permasalahan mereka yang pro dengan pemerintah pada masa orde baru. Yang sudah dengan sangat jelas memberikan berbagai kekejaman terselubung di dalamnya. Bukankah hal tersebut seharusnya menjadi satu titik kritis dari sebuah organisasi, agar tujuan mensejahterakan bangsa Indonesia, dapat tercapai? Pun dengan azas yang kemudian berganti menjadi pancasila. Padalah HMI secara umum, merupakan organisasi yang bernafaskan Islam, dengan memegang teguh pedoman ajaran Islam. Tidak heran kemudian HMI DIPO mendapatkan fasilitas yang sangat luar biasa dari pemerintah, sehingga mereka eksis dengan apa yang menjadi pemikirannya. Terlebih dengan berbagai rezim daripada zaman Orde Baru Soeharto, kepemimpinan yang mempunyai banyak sekali teka-teki, permasalahan. Yang mana sampai detik ini belum ada kejelasan apa-apa. Utamanya mengenai keadilan untuk orang-orang yang menjadi keluarga korban, menuntut atas keadilan dengan bukti nyata yakni mengusut permasalahan yang terjadi pada korban tersebut. HMI MPO Adalah Seperti yang sudah terbahas sebelumnya, bahwasannya HMI terpecah menjadi 2 kubu, dan yang kedua adalah kubu dari HMI MPO sendiri. Atau singkatan dari Majelis Penyelamat Organisasi. HMI di kubu tersebut merupakan pihak yang masih mempertahankan nilai awal dari organisasi HMI sendiri. Tidak perduli adanya perbedaan paham antara HMI DIPO dan MPO, mereka masih bertekad untuk terus bernafaskan Islam sebagai pedoman. Kemudian mengkritik berbagai kebijakan dari pemerintah yang mengarah kepada rezim yang tak memanusiakan manusia. Bahkan keotoriterannya pun, mereka lawan dengan pemikiran kritisnya. Benar, HMI di pihak ini, mereka lebih bergerak kepada kritis bawah tanah. Dengan menjadi salah satu pihak yang mengkritisi, HMI kubu tersebut membuat berbagai gerakan yang pada akhirnya membuahkan hasil kala itu. Wewenang HMI MPO Tugas HMI MPO Foto Adapun tugas dan wewenang dari HMI MPO, yang mana mereka mengadakan berbagai kongres, untuk membuat sebuah struktur organisasi. Agar nantinya berbagai aksi mereka dapat berjalan dengan lancar. Meski demikian, tidak selancar dari ekspektasi, bahkan realita. Mengingat PB HMI kala itu, sebagian besar berada di Jl Diponegoro, yang otomatis mereka adalah orang-orang yang akan selalu berpihak kepada rezim dari pemerintah Orde Baru kala itu. Hal tersebut tergambar ketika kemudian para aktivis berdialog dengan PB HMI yang ada di Jakarta, dengan memberikan pendapat mereka mengenai rezim daripada kebijakan pemerintah. Namun, sayangnya antara harapan dengan kenyataan berbalik terbalik. PB HMI kala itu terlihat sangat meremehkan beragam pendapat dari para anggota mereka. Sehingga kemudian, hal tersebut menjadi pemicu daripada perpecahan tersebut. Mengingat perbedaan paham yang akhirnya membuat keduanya enggan bersatu. Hal Lainnya… Serta tekad kuat dari HMI MPO untuk terus menjadi pihak yang mengkritisi berbagai kebijakan dari pemerintah. Hingga bukti konkret dari mereka pun terlaksana. Dengan membuat dua lembaga organisasi, yang kemudian mendapatkan dukungan mengalir dari berbagai pihak yang ada. Beberapa perkumpulan tersebut antara lain adalah FKMIJ atau singkatan dari Forum Komunikasi Mahasiswa Islam Jakarta. Serta LMMY, singkata dari Liga Mahasiswa Muslim Yogyakarta. Keduanya bersinergi untuk membuat suatu gerakan agar dapat merubah berbagai hal mengenai kebijakan pemerintah, yang kiranya masih kurang pas dengan apa yang ada di kenyataan. Puncak daripada aksi mereka, adalah menjadi satu-satunya organisasi mahasiswa, yang dapat menduduki gedung pemerintah. Yang kemudian diikuti dengan beberapa mahasiswa dari Universitas lain. Hal tersebut pula yang menjadi alasan, daripada Soeharto mundur dari jabatan seorang Presiden Indonesia. Dan akhirnya bergantilah dengan reformasi, yang ada secercah harapan, untuk Indonesia lebih baik, bangkit dari keterpurukan yang ada. Organisatoris lain baca ini 5 Metode Pada Susunan Materi Pengkaderan Walaupun memang pada masa pemerintahan Habibie alm, berbagai polemik juga mencuat, sampai kepada pengunduran diri dari beliau kala itu, terjadi. Meski demikian, rakyat Indonesia sangat paham bagaimana Beliau begitu kuat untuk memajukan Indonesia, dari segi kendaraan Udara, dengan inovasi serta berbagai ide untuk terus membuat Indonesia lebih maju. Perbedaan HMI DIPO dan MPO Terlepas dari hal tersebut, apa sebenarnya garis besar perbedaan daripada HMI DIPO dan MPO? Yang paling mencolok sebenarnya, adalah masalah perbedaan dari cara pandang mereka, terhadap sebuah kebijakan Orde baru kala itu. Yang satu sangat pro dengan keputusan apapun dari pemerintah, sedangkan lainnya mengkritisi tuntas tanpa sisa, bahkan kritikan tersebut rasanya kurang, hingga berbuah sebuah aksi. Kemudian dari sikap kedua kubu yang kala itu menjadi alasan perpecahan organisasi HMI tersebut. Ialah dengan HMI DIPO yang selalu meremehkan atas apa yang menjadi pendapat dari para anggota HMI MPO. Padahal mereka adalah PB, dan tidak seharusnya demikian. Hal tersebut juga yang menjadikan tekad untuk berpisah, meski berada dalam satu nama, dengan aliran berbeda, yakni “HMI”. Meski demikian, ada saat yang mana kemudian HMI bersatu kembali, dan bertekad untuk menjadi organisasi yang selalu bernafaskan atas agama Islam. Serta menjadi organisasi yang kritis, agar dapat menjadi salah satu aspek, yang dapat mengubah peradaban kehidupan manusia, menjadi lebih baik lagi. Untuk kapan dan kenapa akhinya menjadi kembali lagi, belum mendapati literatur yang akurat menjelaskan mengenai hal tersebut. Penutup Itulah beberapa pembahasan mengenai perbedaan HMI DIPO dan MPO. Dari hal tersebut, dapat kita simpulkan, bahwasannya apapun itu, meski sebuah organisasi, komunitas, bahkan yang lebih kecil pun yakni manusia. Mereka dapat berbeda dan terpecah karena berbeda paham. Entah itu berbau negatif atau pun positif. Semua, mempunyai tujuan dan goals masing-masing. Memiliki caranya sendiri untuk mengeksekusi hal yang dianggap sebagai goals tersebut. Seperti HMI DIPO dan MPO. Yang memilih untuk masing-masing kala itu. Mengingat mereka mempunyai tujuan masing-masing, yang tidak dapat dilakukan oleh siapapun diantara mereka. Organisasi yang awalnya menjadi sangat besar pada masa orde baru kala itu. Bisa mengalami konflik yang demikian. Bahkan, mungkin hal tersebut diluar dari ekspektasi orang-orang mungkin kala itu. Sungguh, begitu menyesakkan mungkin. Namun, apalah daya, sebuah keputusan tidak dapat dicabut, apalagi tidak berlaku kembali. Rasanya akan sulit ketika seseorang atau suatu komunitas, mencoba untuk beradaptasi dengan orang atau anggota lain. Yang berseberangan paham dengan mereka sendiri. Alhasil, masing-masing adalah jalan yang terbaik untuk kedua belah pihak, dengan konsekuensi masing-masing pula. Sekian ulasan kali ini, semoga menginspirasi. Daftar Pustaka
Tetapiternyata, koodinator lapangan (korlap) dari HMI-MPO, saudara Reza Vahlevi mengatakan, massa aksi dari HMI untuk tidak membubarkan diri dulu, baik dari HMI-MPO maupun dari HMI-Dipo. Seluruh massa dari kader HMI ketika itu kemudian melakukan doa bersama. Dan dilanjutkan dengan sama-sama menyanyikan hymne HMI. Maka ketika Banyak di antara kita yang sering mendengar istilah HMI, DIPO, dan MPO. Mungkin, bagi sebagian orang, ketiga organisasi ini terdengar sama saja. Padahal bisa kita bedakan, lho! HMI, DIPO, dan MPO merupakan organisasi yang didirikan oleh mahasiswa-mahasiswi untuk memperjuangkan kepentingan mahasiswa di Indonesia. Namun, sebenarnya apa sih perbedaan antara ketiga organisasi ini?Untuk kamu yang masih bingung, jangan khawatir! Pada kesempatan ini, kita akan membahas perbedaan HMI, DIPO, dan MPO secara singkat dan jelas. HMI atau Himpunan Mahasiswa Islam, DIPO atau Dewan Perwakilan Mahasiswa Diponegoro, dan MPO atau Mahasiswa Pecinta Olahraga adalah tiga organisasi yang berbeda dalam hal struktur organisasi, tujuan, dan cara bergeraknya. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mengetahui perbedaan antara ketiga organisasi dengan mengetahui perbedaan antara HMI, DIPO, dan MPO, kamu bisa memilih bergabung dengan organisasi mana yang sesuai dengan minat dan nilai-nilai serta keinginanmu. Selain itu, kamu juga bisa mengetahui peran dan fungsi dari setiap organisasi ini. Nah, semoga artikel ini bisa membantu kamu untuk mengenal lebih jauh tentang HMI, DIPO, dan MPO. Yuk, kita simak penjelasannya lebih lanjut!Pengertian HMI, DIPO, dan MPOHMI, DIPO, dan MPO adalah tiga organisasi yang berbeda namun memiliki peran penting di dalam pengembangan sumber daya manusia Indonesia. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai pengertian dan perbedaan antara HMI, DIPO, dan adalah singkatan dari Himpunan Mahasiswa Islam. Organisasi ini didirikan pada tahun 1947 dan bertujuan untuk memperjuangkan keadilan, kesejahteraan, dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. HMI juga berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan mengembangkan potensi para mahasiswa sebagai calon pemimpin masa adalah istilah yang mengacu pada Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Organisasi Kepemudaan. Organisasi ini dibentuk oleh pemerintah Indonesia dan bertugas untuk mengembangkan potensi dan kreativitas para pemuda di seluruh wilayah Indonesia. DIPO juga berperan dalam memfasilitasi berbagai kegiatan dan pelatihan yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah singkatan dari Mahasiswa Pecinta Alam Outdoors. Organisasi ini fokus pada kegiatan yang berhubungan dengan alam terbuka seperti hiking, camping, dan olahraga ekstrim lainnya. Selain mengajarkan keterampilan bertahan hidup di alam bebas, MPO juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam kesimpulannya, HMI berfokus pada pengembangan potensi para mahasiswa sebagai calon pemimpin, DIPO bertugas dalam mengembangkan sumber daya manusia Indonesia, dan MPO berperan dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam yang signifikan antara ketiga organisasi ini tentunya berasal dari fokus dan tujuan utama mereka. Namun, masing-masing organisasi memiliki peran penting dalam pengembangan sumber daya manusia dan pembangunan Indonesia secara UtamaTujuanHMIPengembangan potensi mahasiswaPerjuangan keadilan dan kesejahteraan, meningkatkan kualitas pendidikanDIPOPengembangan sumber daya manusiaMeningkatkan kreativitas dan potensi para pemudaMPOKegiatan di alam terbukaMeningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kelestarian alam IndonesiaDalam rangka mencapai tujuan-tujuan tersebut, masing-masing organisasi juga melakukan berbagai kegiatan dan proyek di bidang masing-masing. Misalnya, HMI sering mengadakan seminar dan pelatihan kepemimpinan, sementara DIPO berfokus pada pengembangan kreativitas dan Enterpreneurship. MPO juga sering mengadakan kegiatan seperti hiking dan camping, serta memobilisasi aksi-aksi sosial yang berhubungan dengan kelestarian Berdirinya HMI, DIPO, dan MPOSejarah berdirinya organisasi Himpunan Mahasiswa Islam HMI, Diniyah Putri DIPO, dan Mahasiswa Pemuda Islam MPO bermula pada zaman penjajahan. Pada saat itu, organisasi-organisasi mahasiswa mulai bermunculan sebagai wadah bagi para mahasiswa untuk menyuarakan aspirasi mereka dalam menghadapi kebijakan Mahasiswa Islam HMI Didirikan pada tanggal 5 Februari 1947, HMI berdiri sebagai wadah bagi mahasiswa Islam untuk menyuarakan aspirasi mereka dalam menyongsong kemerdekaan Indonesia. HMI juga menjadi salah satu organisasi mahasiswa yang aktif dalam memperjuangkan hak-hak kaum Muslim di Indonesia dan di seluruh dunia. Saat ini, HMI telah memiliki lebih dari 200 cabang di seluruh Putri DIPO Didirikan sebagai organisasi mahasiswa perempuan Islam pertama di Indonesia pada 17 Agustus 1954, DIPO bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan perempuan Indonesia, terutama dalam bidang agama. DIPO juga menyuarakan hak-hak perempuan Indonesia dan aktif dalam memperjuangkan kesetaraan gender. Saat ini, DIPO memiliki lebih dari 50 cabang di seluruh Pemuda Islam MPO Didirikan pada tanggal 25 Mei 1961, MPO berdiri sebagai wadah bagi mahasiswa Islam untuk menyuarakan aspirasi mereka dalam upaya membangun Indonesia yang lebih baik. MPO juga aktif dalam memperjuangkan hak-hak mahasiswa dan kaum Muslim di Indonesia. Saat ini, MPO telah memiliki lebih dari 100 cabang di seluruh berjalannya waktu, HMI, DIPO, dan MPO terus bertransformasi mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan mahasiswa Indonesia. Namun, nilai-nilai Islam dan semangat perjuangan mereka masih tetap terjaga hingga saat yang Mendorong Berdirinya HMI, DIPO, dan MPOBeberapa faktor yang mendorong berdirinya organisasi-organisasi mahasiswa seperti HMI, DIPO, dan MPO antara lainAdanya kebijakan penjajah yang merugikan rakyat Indonesia, termasuk mahasiswaAdanya ketidaksetaraan hak antara mahasiswa Islam dan non-IslamKebutuhan akan wadah bagi mahasiswa untuk memperjuangkan hak-hak merekaKebutuhan akan wadah bagi mahasiswa untuk memperdalam pemahaman agama IslamSecara keseluruhan, berdirinya HMI, DIPO, dan MPO menjadi bukti bahwa mahasiswa Indonesia memiliki semangat perjuangan yang tinggi dalam memperjuangkan hak-hak mereka, baik sebagai mahasiswa maupun sebagai warga negara utama antara HMI, DIPO, dan MPO terletak pada fokus dan tujuan organisasi masing-masing. HMI dan DIPO lebih fokus pada pengembangan isu keagamaan dan perjuangan hak-hak perempuan, sedangkan MPO lebih fokus pada perjuangan hak-hak mahasiswa dan kaum Muslim di UtamaTujuan UtamaJumlah CabangHMIPengembangan isu keagamaan dan perjuangan hak-hak MuslimMeningkatkan kualitas kehidupan kaum Muslim di Indonesia dan di seluruh duniaLebih dari 200 cabangDIPOPengembangan isu keagamaan dan perjuangan hak-hak perempuanMeningkatkan kualitas pendidikan perempuan Indonesia dan memperjuangkan kesetaraan genderLebih dari 50 cabangMPOPerjuangan hak-hak mahasiswa dan kaum Muslim di IndonesiaMembangun Indonesia yang lebih baikLebih dari 100 cabangMeskipun memiliki perbedaan fokus dan tujuan, HMI, DIPO, dan MPO tetap saling mendukung dalam upaya memperjuangkan hak-hak mahasiswa dan kaum Muslim di Indonesia. Mereka semua berjuang untuk Indonesia yang lebih baik dan adil untuk semua warga dan Misi dari HMI, DIPO, dan MPOHimpunan Mahasiswa Islam HMI, Dewan Impian Mahasiswa Progresif DIPO, dan Majelis Permusyawaratan Otonom MPO merupakan organisasi mahasiswa yang memiliki perbedaan dalam visi dan misi yang diusungnya. Berikut adalah penjelasan detail mengenai perbedaan visi dan misi dari ketiga organisasi Mahasiswa Islam HMI HMI memiliki visi menjadi organisasi mahasiswa Islam terdepan dalam menciptakan peradaban berbasis akhlakul karimah. Sedangkan misinya adalah membentuk kader intelektual yang menjadi contoh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan mengaktualisasikannya dalam peradaban dunia yang Impian Mahasiswa Progresif DIPO Visi dari DIPO adalah menciptakan mahasiswa progresif yang diharapkan dapat menciptakan perubahan yang lebih baik. Misi DIPO sendiri adalah membentuk mahasiswa yang kritis dan mampu berkontribusi secara aktif dalam perubahan sosial melalui cara yang progresif dan Permusyawaratan Otonom MPO MPO memiliki visi memperjuangkan kesejahteraan mahasiswa dan masyarakat dalam bingkai persatuan Indonesia. Sedangkan misinya adalah memberikan jalan keluar atas berbagai masalah yang dihadapi mahasiswa dan masyarakat, serta menempatkan diri sebagai penggerak perubahan yang memiliki peran strategis dalam mewujudkan tuntutan ketiga organisasi tersebut memiliki visi dan misi yang berbeda, namun semua memiliki tujuan untuk menciptakan perubahan yang lebih baik bagi mahasiswa dan menjadi anggota dari ketiga organisasi tersebut, mahasiswa harus memenuhi persyaratan yang berbeda-beda. Namun, keanggotaan di kelompok-kelompok tersebut dapat membuka wawasan dan keterampilan yang bermanfaat di masa depan, serta memberikan kesempatan untuk membawa perubahan baik bagi tabel berikut untuk melihat pembandingan visi dan misi ketiga organisasi mahasiswa tersebutOrganisasiVisiMisiHMIMenjadi organisasi mahasiswa Islam terdepan dalam menciptakan peradaban berbasis akhlakul karimahMembentuk kader intelektual yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan mengaktualisasikannya dalam peradaban dunia yang menduniaDIPOMenciptakan mahasiswa progresif yang diharapkan dapat menciptakan perubahan yang lebih baikMembentuk mahasiswa yang kritis dan mampu berkontribusi secara aktif dalam perubahan sosial melalui cara yang progresif dan berkeadilanMPOMemperjuangkan kesejahteraan mahasiswa dan masyarakat dalam bingkai persatuan IndonesiaMemberikan jalan keluar atas berbagai masalah yang dihadapi mahasiswa dan masyarakat serta menempatkan diri sebagai penggerak perubahan yang memiliki peran strategis dalam mewujudkan tuntutan merekaMelalui tabel tersebut, dapat lebih jelas lagi perbedaan dari visi dan misi antara HMI, DIPO, dan HMI, DIPO, dan MPO dalam kehidupan berorganisasiPeran yang dimainkan oleh Himpunan Mahasiswa Islam HMI, Dewan Perwakilan Daerah Dipo, dan Majelis Pertimbangan Organisasi MPO sangat penting dalam kehidupan berorganisasi. Dalam artikel ini, kami akan membahas perbedaan antara HMI, DIPO, dan MPO serta memandang peran masing-masing organisasi di kehidupan Himpunan Mahasiswa Islam adalah sebuah organisasi mahasiswa Islam terbesar dan tertua di Indonesia. Dalam kehidupan berorganisasi, peran HMI adalah sebagai wadah bagi mahasiswa Islam untuk mengembangkan bakat dan kemampuan di bidang sosial, budaya, dan keagamaan. HMI juga berperan sebagai penghubung antara mahasiswa Islam dengan masyarakat umum, organisasi kemasyarakatan, dan pemerintah Dewan Perwakilan Daerah adalah lembaga legislatif HMI yang mewakili mahasiswa Islam pada tingkat daerah. Peran DIPO adalah untuk membantu menciptakan program-program yang menguntungkan mahasiswa Islam dan juga menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh mahasiswa di Majelis Pertimbangan Organisasi adalah lembaga tertinggi dalam struktur organisasi HMI. MPO bertanggung jawab untuk membuat keputusan yang penting dalam kehidupan HMI dan memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh organisasi tersebut sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai HMI. MPO juga berperan sebagai pengawas dan penasehat bagi seluruh pengurus kehidupan berorganisasi, HMI, DIPO, dan MPO sangat berperan penting dalam memberikan arah, bimbingan, dan dukungan kepada mahasiswa. Terlebih dalam era digital saat ini, HMI, DIPO, dan MPO membuat kehidupan berorganisasi semakin mudah. Mahasiswa dapat menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang akan diadakan oleh kesimpulannya, HMI, DIPO, dan MPO memiliki peran dan posisi yang berbeda dalam kehidupan berorganisasi. Dengan memiliki organisasi yang solid, mahasiswa dapat berkontribusi dalam meningkatkan tatanan sosial dan budaya di bagi mahasiswa Islam untuk mengembangkan bakat dan kemampuan di bidang sosial, budaya, dan keagamaanMewakili mahasiswa Islam di tingkat daerah dan membantu menyelesaikan masalah-masalahMembuat keputusan penting dan memastikan bahwa kegiatan HMI sesuai dengan nilai-nilai organisasiBerperan sebagai penghubung antara mahasiswa Islam, masyarakat umum, organisasi kemasyarakatan dan pemerintah daerahBerperan sebagai pengawas dan penasehat bagi seluruh pengurus HMIDalam kehidupan berorganisasi, HMI, DIPO, dan MPO sangat berperan penting dalam memberikan arah, bimbingan, dan dukungan kepada mahasiswa. Terlebih dalam era digital saat ini, HMI, DIPO, dan MPO membuat kehidupan berorganisasi semakin mudah. Mahasiswa dapat menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang akan diadakan oleh ajaran dan pandangan antara HMI, DIPO, dan MPOHM, DIPO, dan MPO adalah tiga organisasi politik mahasiswa yang cukup populer di Indonesia. Namun, meskipun ketiganya memiliki tujuan yang sama yaitu mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial, tetapi ada perbedaan dalam ajaran dan pandangan politik yang diusung oleh ketiga organisasi HMI atau Himpunan Mahasiswa Islam adalah organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia. HMI mendukung penerapan Islam dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan DIPO atau Dewan Indonesia Persatuan adalah sebuah organisasi mahasiswa yang menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan Indonesia. DIPO berusaha untuk menciptakan suasana yang harmonis antar suku, agama, dan ras di MPO atau Mahasiswa Pancasila Organisasi adalah sebuah organisasi mahasiswa yang menganut paham pancasila. MPO menekankan pentingnya kegiatan pembangunan sosial-ekonomi yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD demikian, ketiga organisasi ini memiliki misi untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Mereka berjuang untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan sosial dalam segala aspek ajaran dan pandangan antara HMI, DIPO, dan MPO dapat dijelaskan dengan lebih rinci melalui tabel berikutKriteriaHMIDIPOMPOAgamaIslamBeragamPancasilaPersatuanBukan fokus utamaMenekankan pentingnya persatuanBukan fokus utamaPancasilaKurang menekankan PancasilaTidak menganut paham PancasilaSangat mendukung paham PancasilaKeamananTidak menganut kekerasanTidak menganut kekerasanTidak menganut kekerasan kecuali dalam situasi tertentuDari tabel di atas, dapat dilihat bahwa HMI lebih menekankan pada ajaran Islam, sedangkan DIPO dan MPO lebih menekankan pada persatuan dan kesatuan serta menganut paham Pancasila. Meskipun demikian, ketiga organisasi tersebut memiliki pandangan politik yang berbeda-beda namun tetap bertujuan untuk mendorong masyarakat Indonesia untuk hidup lebih adil dan HMI DIPO dan MPOHimpunan Mahasiswa HMI adalah organisasi mahasiswa yang berdiri sejak tahun 1947. Saat ini, terdapat dua jenis HMI, yaitu HMI Dewan Pimpinan Pusat DPP atau lebih dikenal sebagai HMI Dipo dan HMI Majelis Pimpinan Nasional MPN atau HMI Struktur organisasi HMI Dipo terdiri dari DPP dan Dewan Pimpinan Daerah DPD. Sementara, HMI MPO terdiri dari MPN, Dewan Pimpinan Wilayah DPW, dan Dewan Pimpinan Cabang DPC.Wilayah Pimpinan HMI Dipo memiliki wilayah pimpinan yang terbatas di Indonesia, sementara HMI MPO memiliki wilayah pimpinan yang mencakup lebih dari 25 HMI Dipo lebih berfokus pada pergerakan pemuda di Indonesia, sedangkan HMI MPO lebih berfokus pada tantangan global sebagai organisasi kemahasiswaan ada perbedaan struktur dan fokus, tujuan akhir dari kedua organisasi ini sama, yaitu memajukan dan memperjuangkan hak-hak mahasiswa serta masyarakat Indonesia secara HMI DIPO dan MPOHMI Dipo dan MPO sama-sama berperan sebagai penggerak perubahan dalam masyarakat. Berikut adalah beberapa peran yang diambil oleh kedua organisasi iniMendorong terciptanya kesadaran demokrasi di untuk hak-hak mahasiswa dan terbentuknya kepemimpinan yang baik dan pelatihan dan pengembangan diri untuk ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya di Indonesia serta HMI Dipo dan MPO dalam KegiatanBerikut adalah beberapa perbedaan dalam hal kegiatan kedua organisasi iniHMI Dipo lebih fokus pada kegiatan yang terkait dengan pemuda dan mahasiswa di Indonesia, seperti pelatihan kepemimpinan, seminar, dan diskusi publik. Sementara itu, HMI MPO lebih fokus pada kegiatan seluruh masyarakat internasional, seperti diplomasi mahasiswa dan kegiatan sosial Dipo lebih banyak mengadakan kegiatan di dalam negeri, sementara HMI MPO lebih banyak mengadakan kegiatan di luar DIPOHMI MPOPusat terletak di Jakarta, IndonesiaPusat terletak di Kuala Lumpur, MalaysiaMemiliki sekitar 720 ribu anggotaMemiliki sekitar 275 ribu anggotaBergabung dengan Konfederasi Mahasiswa Indonesia KOMBIBergabung dengan International Union of Students IUSSecara keseluruhan, meskipun terdapat perbedaan dalam struktur, wilayah pimpinan, fokus, dan kegiatan, HMI Dipo dan MPO tetap bertujuan untuk memajukan kualitas hidup masyarakat Indonesia serta dunia. Keduanya masih aktif dan menjadi salah satu organisasi kemahasiswaan terbesar dan paling berpengaruh di Keanggotaan di HMI, DIPO, dan MPOHimpunan Mahasiswa Islam HMI adalah organisasi kemahasiswaan Islam tertua di Indonesia. Berdiri pada tahun 1947, HMI merupakan organisasi yang memiliki banyak anggota dan terbagi dalam beberapa jenis keanggotaan yang berbeda. Dua jenis keanggotaan HMI yang mungkin paling dikenal adalah DIPO dan MPO. Namun, sebelum membahas lebih lanjut tentang DIPO dan MPO, mari kita bahas terlebih dahulu jenis-jenis keanggotaan di HMI. Berikut adalah jenis-jenis keanggotaannyaAnggota BiasaAnggota Luar BiasaAnggota KehormatanAnggota AlumniAnggota AspiranAnggota PendukungKaderisasiKeanggotaan di HMI tidak hanya terbatas pada mahasiswa saja, tetapi juga terbuka untuk siapa saja yang tertarik dengan gerakan Islam yang progresif dan moderat. Jenis-jenis anggota di atas mencakup berbagai macam latar belakang dan usia, dari mahasiswa hingga bergabung dengan HMI, anggota biasa biasanya akan mengikuti beberapa tahap kaderisasi sebelum dapat benar-benar menjadi anggota HMI yang resmi. Tahap-tahap ini dirancang untuk membantu anggota mempelajari nilai-nilai dan prinsip dasar HMI, serta mempersiapkan mereka untuk berpartisipasi aktif dalam dengan perkembangan zaman, HMI juga menciptakan jenis-jenis keanggotaan tambahan seperti anggota aspiran dan anggota pendukung. Keduanya bertujuan untuk memperkuat komunitas HMI dan memberikan kesempatan kepada non-mahasiswa untuk terlibat dalam gerakan yang dipelopori oleh anggota biasa, anggota DIPO dan MPO juga merupakan jenis keanggotaan yang cukup terkenal di HMI. Anggota DIPO merupakan anggota HMI yang bertugas di lingkup daerah, sedangkan anggota MPO tergabung dalam lingkup adalah penjelasan lebih lanjut tentang DIPO dan MPO beserta perbedaan di antara keduanyaDIPOMPOTerdiri dari beberapa struktural organisasi HMI di daerahTerdiri dari struktural organisasi HMI di tingkat pusatMemiliki kebebasan dalam mengambil keputusan di level daerahKeputusan diambil oleh pengurus pusatTugasnya adalah mengembangkan HMI di level daerahTugasnya adalah mengarahkan dan mengkoordinasikan HMI di seluruh IndonesiaDari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan utama antara DIPO dan MPO adalah pada level organisasi yang menjadi tanggung jawab mereka. Meskipun demikian, keduanya memiliki peran yang sama pentingnya dalam memajukan gerakan HMI di seleksi keanggotaan di HMI, DIPO, dan MPOKeanggotaan di organisasi-organisasi seperti HMI Himpunan Mahasiswa Islam, DIPO Dewan Indonesia Pembela Kedaulatan, dan MPO Mahasiswa Pembebasan Orde tidaklah sembarang orang bisa menjadi anggota. Terdapat proses seleksi ketat yang harus diikuti oleh para calon anggota sebelum mereka diterima sebagai bagian dari organisasi Calon anggota harus mengikuti proses pendaftaran terlebih dahulu. Biasanya, pendaftaran dilakukan melalui formulir online atau offline. Calon anggota juga harus membayar sejumlah biaya pendaftaran dan tidak dapat mengundurkan diri setelah Administrasi Setelah mendaftar, calon anggota akan menjalani tahap penyaringan administrasi, di mana data-data pribadi dan riwayat pendidikan mereka akan diperiksa. Calon anggota juga akan diminta untuk menyertakan dokumen seperti surat keterangan catatan Fisik Setelah melewati tahap administrasi, calon anggota akan menjalani tahap saringan fisik, yang biasanya meliputi tes fisik dan wawancara tatap lebih jelasnya, berikut tabel perbedaan proses seleksi keanggotaan di antara ketiga organisasi tersebutOrganisasiTahap SeleksiKeteranganHMIPendaftaranSaringan AdministrasiSaringan FisikProses seleksi berlangsung sekitar 1-2 bulanDIPOPendaftaranSaringan AdministrasiSaringan FisikPada tahap akhir, calon anggota harus mengikuti pelatihan militer selama 3 bulanMPOPendaftaranSaringan AdministrasiCalon anggota yang lolos tahap administrasi akan langsung diikutkan dalam kegiatan organisasi dan diuji secara tidak terduga saat kegiatan berlangsungDari tabel tersebut, terlihat bahwa DIPO menerapkan proses seleksi yang paling ketat di antara ketiga organisasi tersebut. Namun, hal ini sebanding dengan tujuan dari DIPO yang merupakan organisasi bela yang dilakukan oleh HMI, DIPO, dan MPOHimpunan Mahasiswa Islam HMI, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia DDII Persyarikatan Muhammadiyah DIPO, dan Majelis Pendidikan dan Pemuda Indonesia MPO merupakan tiga organisasi besar di Indonesia dengan berbagai kegiatan yang berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing organisasiHMI Himpunan Mahasiswa IslamMengadakan kegiatan keagamaan seperti pengajian dan kader-kader yang berdedikasi tinggi dan memiliki semangat keberagamaan kegiatan sosial dan kepedulian terhadap masyarakat seperti aksi donor darah dan bakti nilai-nilai Islam sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Dewan Dakwah Islamiyah IndonesiaMengadakan kegiatan dakwah berupa pengajian, taushiyah, dan kuliah umum untuk menyebarkan nilai-nilai kader-kader yang berkualitas dengan pengajaran agama yang kegiatan sosial seperti bakti sosial, bazar amal untuk membantu masyarakat kurang nilai-nilai Islam dengan menggunakan media seperti penerbitan buku dan Majelis Pendidikan dan Pemuda IndonesiaMembentuk kader-kader yang memiliki kualitas dan kemampuan dalam bidang pendidikan dan kegiatan pelatihan-pelatihan seperti pelatihan kepemimpinan dan pelatihan kegiatan sosial untuk membantu masyarakat seperti bakti sosial dan aksi donor nilai-nilai pendidikan dan kepemudaan melalui berbagai kegiatan seperti seminar dan antara HMI, DIPO, dan MPOMeskipun tiga organisasi ini memiliki beberapa kesamaan dalam kegiatan, namun terdapat beberapa perbedaan yang cukup signifikan antara HMI, DIPO, dan MPO. Perbedaan antara ketiga organisasi ini terlihat pada tabel di bawah iniHMIDIPOMPOFokusBidang pendidikan dan keislamanDakwah dan pengajaran agamaPendidikan dan kepemudaanAfiliasi politikIndependenPartai Persatuan Pembangunan PPPPartai DemokratSifatNon-profitNon-profitNon-profitDari tabel tersebut, diperoleh informasi bahwa fokus kegiatan dari tiga organisasi ini berbeda-beda yaitu pada bidang pendidikan dan keislaman, dakwah dan pengajaran agama, serta pendidikan dan kepemudaan. Selain itu, tiga organisasi ini memiliki afiliasi politik yang berbeda-beda. Meskipun begitu, ketiga organisasi ini memiliki sifat non-profit atau tidak mencari Organisasi HMI, DIPO, dan MPOHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA HMI merupakan organisasi mahasiswa tertua di Indonesia, didirikan pada tanggal 5 Februari 1947. Struktur organisasi HMI terdiri dari tiga bagian, yaitu Dewan Pimpinan Pusat DPP, Dewan Pimpinan Daerah DPD, dan Dewan Pimpinan Cabang DPC. Dalam struktur organisasi tersebut, terdapat DPP HMI yang bertugas sebagai pimpinan tertinggi dan membawahi seluruh DPD dan DPC di seluruh Dewan Perwakilan Pimpinan adalah lembaga yang berada di bawah DPP dan bertugas membantu DPP dalam menjalankan kegiatan dan program kerja HMI di tingkat nasional. DIPO terdiri dari perwakilan dari setiap DPD di seluruh Majelis Permusyawaratan Organisasi adalah lembaga tertinggi dalam HMI yang bertugas memperkuat dan mempertegas ideologi dan prinsip HMI. MPO terdiri dari perwakilan dari seluruh DPD di seluruh Indonesia dan bertanggung jawab atas penyusunan program kerja HMI dan pengambilan keputusan strategis mengenai dan MPO merupakan lembaga yang sangat penting dalam struktur organisasi HMI karena keduanya bertanggung jawab dalam mengarahkan dan membantu DPP dalam menjalankan kegiatan organisasi HMI, DIPO, dan MPO memiliki perbedaan dalam tugas dan wewenangnya, namun saling berkaitan dan memiliki tujuan yang sama, yaitu memperjuangkan kepentingan mahasiswa dan masyarakat OrganisasiTugas dan WewenangDPP HMIPimpinan tertinggiDPD HMIWilayah-wilayah di Indonesia yang membawahi DPCDPC HMICabang dari HMI di universitas atau perguruan tinggiDIPO HMIBertugas membantu DPP dalam menjalankan kegiatan HMIMPO HMIPengambilan keputusan strategis mengenai organisasi HMIJadi, perbedaan antara HMI, DIPO, dan MPO terletak pada tugas dan wewenang dalam struktur organisasi HMI, namun tetap memiliki tujuan yang sama yaitu memperjuangkan kepentingan mahasiswa dan masyarakat dan kerjasama antara HMI, DIPO, dan MPO dengan lembaga lainnyaBanyak yang bertanya, apa perbedaan antara HMI, DIPO, dan MPO? Secara umum, HMI Himpunan Mahasiswa Islam, DIPO Dewan Ittihadul Qur’an Pondok Modern dan MPO Majelis Persaudaraan Otonom adalah organisasi kemahasiswaan yang memiliki tujuan yang sama, yaitu berkontribusi dalam pengembangan kualitas kehidupan sosial masyarakat dan negara. Namun, perbedaan dari ketiga organisasi tersebut terletak pada metode kerja dan persoalan yang diangkat oleh setiap fokus pada pengembangan kepribadian yang berlandaskan prinsip Islam serta memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat dan berorientasi pada pengembangan keilmuan dan kecakapan dalam bidang Al-Qur’an dan hadis serta memberikan pencerahan agama kepada masyarakat lebih fokus pada pengembangan kecakapan serta pengalaman kepemimpinan untuk mempersiapkan para mahasiswa dalam menempuh karir di masa terdapat perbedaan dalam metode kerja dan isu yang diangkat, HMI, DIPO, dan MPO memiliki hubungan dan kerjasama yang erat dengan lembaga lainnya seperti pemerintah, organisasi kemahasiswaan lain, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga pendidikan. Hal ini dilakukan untuk menjalin sinergi dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam masyarakat dan organisasi mengambil peran yang berbeda dalam kerjasama dengan lembaga lain. HMI berperan aktif dalam pengembangan masyarakat dan kerjasama dalam pergerakan dakwah Islam. DIPO berperan dalam kerjasama dalam pendidikan keagamaan dan pengembangan kesenian tradisional. MPO, sebagai organisasi yang fokus pada pengembangan kepemimpinan, bekerjasama dengan lembaga lain seperti perusahaan untuk memberikan pengalaman kerja bagi kerjasama HMI, DIPO dan MPO dengan berbagai lembaga dapat berupa program-program yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan mahasiswa. Sebagai contoh, kerjasama antara HMI dengan organisasi kemahasiswaan lain dapat menghasilkan program-program pengembangan kepribadian dan kualitas diri bagi mahasiswa. Kerjasama antara DIPO dan lembaga swadaya masyarakat dapat menghasilkan program-program bantuan sosial untuk masyarakat yang membutuhkan. Sementara, kerjasama MPO dengan perusahaan dapat menghasilkan program magang atau internship bagi mahasiswa untuk lebih mempersiapkan mereka dalam memasuki dunia kerja di masa dari Kerjasama dengan HMI, DIPO, dan MPOPemerintahPartisipasi dalam pembangunan negara dan pengembangan sosial dalam masyarakatOrganisasi Kemahasiswaan LainProgram-program pengembangan kepribadian, kualitas diri dan peningkatan kualitas Swadaya MasyarakatProgram-program bantuan sosial untuk masyarakat luasLembaga PendidikanPengembangan keilmuan dan kecakapan dalam bidang yang ditekuni masing-masing organisasiPerusahaanProgram magang atau internship untuk mahasiswa sebagai persiapan memasuki dunia kerja di masa depanHubungan dan kerjasama antara HMI, DIPO, dan MPO dengan lembaga lainnya adalah sangat penting dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh setiap organisasi. Kerjasama ini tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat, lembaga lain, dan mahasiswa, tetapi juga meningkatkan kemampuan dan pengalaman organisasi untuk menghadapi tantangan di masa Perbedaan HMI Dipo dan MPOItulah beberapa perbedaan yang bisa kita simak antara HMI Dipo dan MPO. Mengenal perbedaan ini bisa membantu kita lebih memahami masing-masing organisasi dan juga memilih untuk bergabung dengan salah satu organisasi tersebut. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kalian semua, terima kasih sudah membaca dan jangan lupa untuk mengunjungi website kami lain waktu untuk artikel menarik lainnya! 1986terpecahlah HMI dengan HMI Dipo dan MPO, HMI MPO (Majelis Penyelamatan Organisasi) tetap menjalankan idealismenya sebagai organisasi Islam seperti apa yang dicita-citakan oleh Lafran Pane pendiri HMI. Ketika mengadakan kongres di Padang HMI Dipo memberikn pernyataan bahwa mereka telah menerima Azas Tunggal Pancasila juga
- Mungkin diantara kamu sudah mengenal atau bahkan menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Islam HMI, tapi tahukah kamu penyebab organisasi ini menjadi terpercah? Untuk itu tetap ikuti ulasan berikut ini agar mengetahui penyebab HMI terpecah menjadi dua. Himpunan Mahasiswa Islam HMI adalah salah satu organisasi massa yang ikut mengawal perkembangan Indonesia di awal kemerdekaan. HMI pertama kali didirikan oleh mahasiswa bernama Lafran Pane pada 5 Februari 1947, dan besok akan merayakan ulang tahun yang ke-75. Dahulu HMI hanya beranggotakan 14 mahasiswa, tapi seiring berjalannya waktu nama organisasi ini makin besar. Namun dibalik kesuksesannya tersebut, ada gejolak yang membuat HMI terpecah menjadi dua. Hal itu dikarenakan adanya konflik internal. Konflik internal terjadi setelah Kongres HMI ke 15 di Medan pada 1983. Tiga tahun setelah itu, atau pada 1986, HMI memutuskan menerima asas tunggal Pancasila yang dijalankan oleh rezim Orde Baru. Dengan demikian, asas HMI bukan lagi Islam, melainkan Pancasila. Pertimbangan mengubah asas ini cenderung alasan politis dan adanya tawaran-tawaran menarik di balik itu. Akhirnya, sebagian keluarga besar HMI tidak terima dengan keputusan tersebut dan memilih bertahan dengan membuat HMI berasas Islam. Jadilah dua versi HMI. Pertama, HMI Dipo HMI yang berkantor di Jalan Diponegoro Jakarta. Kedua, HMI MPO Majelis Penyelamat Organisasi. Posisi HMI saat itu memang dilematis. Jika tidak mengganti asasnya, maka terancam dibubarkan oleh rezim Orde Baru. Lalu, dalam Kongres HMI di Padang diputuskan menerima asas tunggal Pancasila. Pemerintah saat itu hanya mengakui HMI Dipo sebagai organisasi yang resmi. Tumbangnya rezim Orde Baru tahun 1998, membawa angin segar di tubuh HMI. Pada Kongres HMI di Jambi tahun 1999, HMI Dipo memutuskan untuk mengembalikan asas Islam di tubuh organisasi. Sayangnya, antara HMI Dipo dan HMI MPO tidak otomatis menyatu kembali seperti sedia kala meski keduanya berasas Islam.
HMIDipo dan HMI MPO Dalam ‘Basic Training: Panduan untuk Kader Himpunan Mahasiswa Islam’ diceritakan, penerapan asas tunggal Pancasila pada zaman Orde Baru mempengaruhi internal HMI. Saat itu, ada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 yang mewajibkan semua partai dan organisasi berasas tunggal Pancasila. Himpunan Mahasiswa Islam HMI adalah organisasi mahasiswa yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H bertepatan dengan tanggal 5 Februari 1947. HMI didirikan oleh Lafran Pane bersama 14 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Islam sekarang Universitas Islam Indonesia UII. HMI merupakan suatu organisasi yang berasaskan Islam dan bersifat independen atau bebas dan merdeka, tidak tergantung dan memihak dengan kelompok atau golongan tertentu. Hingga saat ini, HMI masih berkiprah dan terus berkembang ke berbagai Universitas di seluruh Indonesia terutama suatu Universitas yang terdapat mahasiswa Islam baik swasta maupun universitas negeri. Secara garis besar terbentuknya HMI dilatarbelakangi oleh adanya kemunduran umat Islam pada waktu itu. Terutama Lafran muda melihat terjadi kemunduran pemikiran Islam di kalangan mahasiswa. Sadar akan hal itu, Lafran yang masih mahasiswa tingkat I melakukan suatu gerakan pembaharuan ketika itu. HMI sendiri telah melewati banyak fase atau tahap dalam perkembangannya, hingga kini HMI tetap dan terus menjalankan syariat organisasinya yang nasionalis dan tetap bernuansa Islam, sehingga kader-kader HMI sekarang menjadi seorang muslim yang nasionalis, berintelektual yang sekaligus menjunjung tinggi asas-asas keIslaman di Indonesia. Dalam perjalanannya, HMI melewati sebuah fase dimana harus berhadapan dengan rezim Orde Baru dibawah kepemimpinan Soeharto. Pada fase ini, HMI bersama ormas Islam lainnya dipaksa untuk tunduk agar menerima asas tunggal Pancasila sebagaiamana tertuang dalam UU nomor 8 tahun 1985. Saat itu, Organisasi Kemasyarakatan wajib bercorak pada asas tunggal yaitu Pancasila. HMI yang masih berasaskan Islam, kemudian terjadi perbedaan pendapat di internal PB HMI kala itu. Harry Azhar Azis yang menjabat Ketua Umum PB HMI kemudian memutuskan bahwa HMI menerima asas tunggal Pancasila. Hal itu kemudian disahkan pada Kongres HMI ke-16 di Padang. Sementara itu, sejumlah kader HMI dan cabang yang menolak asas tunggal Pancasila kemudian membuat Kongres HMI tandingan dan memilih Eggie Sudjana sebagai Ketum PB HMI. HMI yang menolak asas tunggal ini kemudian menamakan diri HMI Majelis Penyelamat Organisasi HMI-MPO. Karena mereka tidak ingin mengganti asas organisasi yang Islam menjadi Pancasila. Kemudian, HMI dibawah kepemimpinan Harry Azhar Azis oleh kubu MPO disebut sebagai HMI Dipo. Hal ini mengacu pada secretariat mereka yang berada di Jalan Diponegoro. Secara singkat, dari sejak itu, dua kubu HMI tetap terpecah dan berjalan masing-masing dengan dua kepengurusan baik di pusat atau Pengurus Besar PB hingga ke cabang-cabang. Keduanya terus melakukan proses kaderisasi denganmasing-masing mazhab gerakan. HMI MPO dengan Khitah Perjuangan’ sebagai landasan gerakannnya, sementara HMI DIPO dengan Nilai Dasar Perjuangan NDP. Tidak hanya itu, baik HMI MPO maupun HMI DIPO terus melahirkan tokoh-tokoh nasional. Berikut ini daftar ketua umum PB HMI dari periode pertama berdiri hingga tahun 2020 ini. 1. 1947 Lafran Pane. la dikenal sebagai salah satu pendiri HMI. Namun, bagi mayoritas anggota HMI, ia dianggap sebagai pendiri satu-satunya. la adalah alumnus Sekolah Tinggi Islam STI Yogyakarta yang kini menjadi Universitas Islam Indonesia UII. Pekerjaan terakhirnya adalah Staf Pengajar Ilmu Hukum Tata Negara di IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. HMI berdiri pada tangga 5 Februari 1947 di Yogyakarta, salah satu Kota Perjuangan kala itu. 2. 1947-1948 HMS Haji Mohammad Syafa’at Mintareja. Pada mulanya ditunjuk Lafran Pane sebagai Ketua HM 6 bulan setelah HMI berdiri. Pada Kongres ke-1 di Yogyakarta _ pada tanggal 30 November 1947, Mintaredja dikukuhkan menjadi Ketua PB HMI untuk periode 1947 sampai 1951. Namun saat terjadi agresi militer Belanda u, ia keluar dari Yogja dan kembali menyerahkan jabatan kepada Lafran Pane 3. 1948-1949 Achmad Tirtosudiro. la sempat kuHah di UGM Jurusan Hmu Hukum. Ia terpilih sebagai Ketua PB HMI tahun 1948 hingga tahun 1949. Namun akhirnya, ia memiiih berkarier di bidang militer dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. la banyak berperan pada masa pendirian Ikatan Cendekiawan Muslim lndohesia ICMI yang memberikan pertindungan poIitik kepada Prof. Dr. BJ. Habibie. 4. 1950-1951 Lukman EI-Hakim. Ia terpilih sebagai Ketua PB HMI setelah Achmad Titosudiro mengundurkan diri dari jabatan. Mengingat sejumlah kasus pengunduran diri dari ketua-ketua PB HMI Iainnya dI Yogyakarta, Lukman melakukan upaya pemindahan sekretariat PB HMI dari Yogyakarta ke Jakarta pada bulan Juni 1950, Usaha Itu membuahkan hasil, mengingat Jakarta adalah ibukota Republik Indonesia. 5. 1951-1953 Ahmad Dahlan Ranuwiharja. Pada Kongres ke~2 di Yogyakarta pada tanggaI 15 Desember 1951, peserta memiIihnya sebagai Ketua Umum HMI periode/1951-1953. Di bawah kepengurusan Dahlan, HMI mulai eksis meski sering mengritik pemerintahan Presiden Soekamo saat Itu. Dahlan dikenal sebagai tokoh Islam nasionalis, Ia dianggap sukses mempertahankan posisi HMI pada masa penuh gejolak saat itu, dalam waktu yang sesuai AD/ART, yakni dua tahun kepengurusan. 6. 1953-1955 DeIiar Nooer. Ia aktif di HMI pada tahun 1950 sebagai Ketua Umum HMI Cabang Jakarta. Ia terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI daIam Kongres ke~3 yang pertama kaIinya digelar di Jakarta pada tanggaI 4 September 1953.. Sebagai alumni alumni universitas NasionaI, Jakarta, Ia dikenaI sebagai tokoh Islam yang kritis dan sederhana. Ia tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang memperoIeh gelar daIam bidang IImu Politik. 7. 1955-1957 Amin Rajah Batubara. la dikenal sebagai salah satu anggota Tim Perumus Tafsir Asas HMI. Amin terpilih dalam Kongres ke -4 di Bandung pada tanggal 14 Oktober 1955. 8. 1957-1960 Ismail Hasan Matareum. Ia menjadi Ketua PB HMI pertama dengan masa Jabatan tiga tahun. Ia terpilih pada Kongres ke-5 di Medan pada tanggal 31 Desember 1957. Kelak, dia menjadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan PPP dengan masa jabatan cukup lama yakni 1989-1998. Ismail juga terpilih menjadi Wakil Ketua DPR/MPR. 9. 1960-1963 Nursal. la terpilih pada Kongres ke-6 di Makassar pada tanggal 20 Juli 1960. 10. 1963-1966 Sulastomo. Saat Kongres ke-7 digelar kemball dl Jakarta pada tanggal 14 September 1963, la terpilih menjadl Ketua Umum PB HMI. la berasal darI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Ketua HMI cabang Jakarta. la adalah tokoh HMI , yang banyak berhadapan dengan Central Gerakan Mahasiswa Indonesia CGMI. Ia menghadapl masa-masa yang sulit, di tengah upaya pembubaran HMI. 11. 1966-1969 dan 1969-1971 Nurcholis Madjid. la menjadi satu-satunya Ketua Umum PB HMI selama dua periode. la pertama kali terpilih saat Kongres ke-8 dl Solo pada tanggal 17 September 1966. Alumni Institut Agama Islam Negeri IAIN Jakarta Ini terpilih lagl pada Kongres ke-9 di Malang pada tanggal 10 Mei 1969. Alm. Nurcholish Madjld bukan saja dikenal sebagal mantan Ketua PB l-IMI, tetapl dikenang sebagai pemikir Islam terbalk yang pernah dimiliki Indonesia. 12. 1971-1974 Akbar Tanjung. Pada saat Kongres ke~10 dl Palembang pada tanggal 10 Oktober 1971, la terpillh menjadi Ketua Umum PB HMI ke-10 versi kongres mengingat Nurcholis Madjid terpllih dua periode atau ke-14 sejak Lafran Pane. Alumni Fakultas Teknik Universitas Indonesia ini dikenal sebagai tokoh senior Partai Golkar. la pernah menjabat sebagai Ketua Komite Naslonal Pemuda Indonesia KNPI, sejumlah jabatan menteri Era Presiden Soeharto dan Presiden Prof. Dr. BJ. Habibie, serta Ketua DPR RI. 13. 1974-1976 Ridwan Saidi. la terpilih dalam Kongres ke-11 di Bogor pada tanggal 12 Mei 1974. la tidak menyelesaikan pendidikan di Fakultas Publisistik Universitas Padjajaran, Bandung. Lulus sebagai sarjana Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan Universitas Indonesia. la pernah menjadi anggota DPR RI dari PPP. la dikenal sebagai tokoh Betawi dan pengamat politik nasional hingga kini. 14. 1976-1978 Chumaidi Syarif Romas. Ia terpilih pada Kongres ke-12 di Semarang pada tanggal 16 Oktober 1976. Dosen Universitas Islam Negeri Yogyakarta itu kini menjabat salah satu komisioner Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan, perusahaan Negara di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara. 15. 1978-1981 Abdullah Hehamahua, la menjadi Ketua Umum PB HMI pada Kongres ke~13 di Makassar Ujungpandang pada tanggal 12 Februari 1979. la menyelesaikan Sarjana Hukum di Universitas Khrisna Diwipayana pada tahun 2008. Belakangan namanya lebih dikenal sebagai Mantan/Anggota Dewan Penasehat Komisi Pemberantasan Korupsi KPK Kesederhanaan adalah ciri dan hidupnya, selain juga sikap keterus-terangan dalam bersikap dan berpendapat. 16. 1981-1983 Achmad Zacky Siradj. la memimpin HMI setelah terpilih pada Kongres Isa-14 di Bandung pada tanggal 30 Apri’ 1981. Kini Zacky menjadi Anggota DPR RI 2014-2019 dari Fraksi Partai Golkar dapil Jabar XI Sama dengan Hehamahua, ia menyelesaikan pendidikan sarjana dl Universitas Khrisna Dwipayana pada tahun 1989. 17. 1983-4986 Harry Azhar Azis. Pada Kongres HMI ke-16 di Medan tanggal 26 Mei 1983, ia terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI. Sarjana muda Akademi Pimpinan Perusahaan APP Kementerian Perindustrian dan sarjana ekonomi Sekolah Tinggi Manajemen Industri STMI ini adalah tokoh sentral dalam pergulatan HMI menghadapi asas tunggal Pancasila. Ia sempat menjadi anggota DPR RI selama dua periode 2004-2014. Penyandang gelar PhD dari Oklahoma University inl menjabat sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan BPK RI periode 2014-2019. Dualisme Kepemimpinan 1. 1986-1988 Muhammad Saleh Khalid. Pada Kongres ke-l6 di Padang tahun 1986, ia terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI Alumnus Fakultas Pertanian IPB yang bergelar lnsinyur ini sudah menyelesaikan jenjang pendidikan Magister. Untuk pertama kali dalam kongres ini, PB HMI terpecah menjadi dua, yakni HMI Diponegoro Dipo dan HMI Majelis Penyelamatan Organisasi MPO. Hal itu terjadi akibat Kongres HMI mengesahkan penerimaan Pancasila sebagai asas organisasi. HMI MPO menggelar Kongres ke-16 di Yogyakarta dengan Ketua Umum terpilih Eggy Sudjana 1986-1988. la menjadi Doktor dari IPB dalam bidang Lingkungan Hidup, pengacara, pendiri dan Ketum Partai Pemersatu Bangsa PPB. 2 1988-1990 Herman Widyananda. la terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI dalam Kongres ke-17 di Lhokseumawe, Aceh, 6 Juli 1988. Dalam Kongres ke-17 di Yogyakarta pada tanggal 5 Juli 1988, HMI MPO memilih Ketua Umum Tamsil Linrung 1984-1990, pernah menjadi anggota DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera PKS, Direktur Sekolah lnsan Cendekia Madani lCM Serpong, Duta Pendidikan Rabithah Alam lslami. Kini dia menjadi Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia DPD RI Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan. 3. 1990-1992 Ferry Mursidan Baldan. Tokoh yang kini menjadi Menteri Pertanahan dan Kepala Badan Pertanahan Nasionai BPN adalah Ketua Umum PB HMI yang terpiiih pada Kongres ke-13 di Jakarta, 24 September 1990. la sempat beberapa kali menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar. Perseilisihan poiitik membuat Ferry berpindah menjadi politikus Partai Nasdem. ia dikenai sebagai tokoh panting dibalik Iahirnya sejumlah Undang-Undang tentang partai politik, pemilu, pemerintahan daerah dan otonomi khusus. Pada tanggal 10 Oktober 1990, HMI MPO mengadakan kongres dengan memiiih Masyhudi Muqarrabin sebagai Ketua Umum PB HMI MPO periode 1990-1992, Doktor dari Universitas Kebangsaan Malaysia dalam bidang ilmu Ekonomi, pengajar FE Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 4. 1992-1995 M. Yahya Zaini. Sarjana hukum dari Fakultas Hukum Universitas Airlangga ini terpiiih sebagai Ketua Umum PB HMI pada Kongres ke-19 di Pekanbaru, Riau, pada 9 Desember 1992. la sempat menjadi staf khusus Menteri Pemuda dan Oiahraga, Akbar Tanjung. Ia mundur dari DPR RI dan Partai Golkar pada tahun 2006. Pada tanggai 24 Desember 1992, terpilih Ketua Umum PB HMI MPO Agusprie Muhammad periode 1992-1995. la menjadi konsultan teknik di Jakarta. 5. 1995-1997 Taufiq Hidayat. la terpilih dalam Kongres ke-20 di Surabaya pada tanggai 29 Januari 1995. Alumni Universitas Negeri Jember itu pernah menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014 dari Partai Golkar mewakili Jawa Timur. Sementara, Ketua Umum PB HMI MPO periode ini adalah Lukman Hakim Hassan periode 1995-1997. Doktor dari Universitas Kebangsaan Malaysia dalam bldang llmu Ekonomi, Wakil Dekan lll FE Universltas Negeri Sebelas Marat Solo, dan Ketua Umum Barisan Nusantara. 5. 1997-1999 Anas Urbaningrum. Sempat harum namanya saat terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat dalam usia masih di bawah 40 tahun. Alumni Universitas Airlangga itu terpilih menjadi Ketua Umum PB HMl pada Kongres ke-21 di Yogyakarta pada 26 Agustus 1997. Kini tokoh yang terlibat dalam perubahan paket Undang-Undang bidang politik itu sudah lengser sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Imron Fadhil Syam adalah Ketua Umum PB HMI MPO periode 1997-1999. la pernah kuliah di Fakultas Ushuluddin lAlN Syarif Hidayatullah Jakarta, aktif dalam sejumlah lembaga konsultan pengembangan komunitas. 7. 1999-2002 M. Fakhruddin. la terpilih memimpin HMI pada Kongres ke-22 di Jambi pada 3 Desember 1999. Pada kongres itu, PB HMI yang dikenal sebagai HMI Dipo, mengembalikan asas organisasi kepada lslam, menggantikan Pancasila. Ia pemah menjadi Sekjen KNPI dan Wasekjen Partai Demokrat. Walau HMI Dipo sudah kembali ke asas Islam, HMI MPO tetap menjalankan Kongres. Ketua Umum PB HMI MPO periode ini adalah Yusuf Hidayat periode 1999-2001. Doktor dari UlN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam bidang Hukum Islam, kini Kepala Penelitian Hukum Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta. Pada tanggal 25 Juli 2001, Yusuf digantikan oleh Morteza Syafinuddin Al-Mandary sebagai Ketua Umum PB HMI MPO periode 2001-2003. Morteza berasal dari Universitas Tjokroaminoto, Makassar. Doktor dari Universitas Indonesia dalam bidang ilmu Lingkungan, sekarang adalah pengajar di Universitas Paramadina Jakarta dan Sekjen Lajnah Tanfidziyah/ Pengurus Pusat Syarikat Islam 2015-2020. 8. 2002-2004 Kholis Malik. Ia terpilih menjadi Ketua Umum PB HMI pada Kongres ke-23 di Balikpapan, pada 30 April 2002. Kholis berasal dari HMI Cabang Yogyakarta. Sarjana ilmu sejarah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini sempat digantikan oleh Mukhlis Tapi sebagai Pejabat Sementara, dari HMI MPO, terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI MPO Cahyo Pamungkas periode 2003-2005 dalam Kongres ke-24 di Semarang. Cahyo adalah Sarjana Ekonomi dari Fakuttas Ekonomi Universitas Gajah Mada dan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI. Doktor di Radboud Universiteit Nijmegen Belanda dalam bidang Ilmu Sosial, sekarang masih aktif sebagai peneliti LIPI. 9. 2004-2006 Hasanuddin. la dipilih sebagai Ketua Umum PB HMI dalam Kongres ke-24 di Jakarta pada 23 Oktober 2003. la sempat digantikan oleh Syahmud NgabaIin dalam konflik kepengurusan; namun berhasil menyelesaikan periodesasinya. Ketum HMI MPO adalah Muzakkir Djabir 2005-2007, alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia Timur, Makassar, kini adalah Pemred Jurnal Cendekia, C2ReDI. 10. 2006-2008 Fajar Zulkarnain. la terpilih menjadi Ketua Umum PB HMI periode 2006-2008 pada Kongres ke~25 di Makassar, pada 20 Februari 2006. la sempat menjadi Komisaris Badan Usaha Milik Negara pada masa pemerintahan Presiden SBY la adalah alumnus Fakultas Matematika dan llmu Pengetahuan Alam FMIPA Universitas Padjajaran. Ketua Umum PB HMl MPO adalah Syahrul Effendy Dasopa untuk periode 2007-2009. Syahrul muncul namanya pada Kongres ke-26 di Palembang, dalam upaya islah HMI Dipo dan HMI MPO. la bersama Fadjar membacakan naskah islah. Syahrul adalah alumni Perguruan Tinggi llmu Qur’an PTIQ Jakarta, kolumnis dan Redaktur pada Jurnal Ekonomika, Direktur Indonesia Reform Institute. 11. 2008-2010 Arip Mustofa. la terpilih pada Kongres ke-26 di Palembang pada 28 Juli 2008. Dalam Kongres HMI kali ini dibacakan komitmen islah oleh Ketua Umum PB HMI Dipo 2006-2008 Fajar R Zulkarnaen dan Ketua Umum PB HMI MPO 2007-2009, Syahrul Effendy Dasopa. Pembacaan disaksikan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla JK dan mantan Ketua DPR Rl Akbar Tandjung. Namun pada 9 Juni 2009 HMI MPO tetap menggelar kongres di Yogyakarta dan memilih Muhammad Chozin Amirullah sebagai Ketua Umum PB HMI MPO periode 2009-2011. la adalah alumni Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. Gelar magister diperolehnya dari Ohio State University, Amerika Serikat. Dia pernah menjadi staf khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anies Baswedan Kini dia menjabat anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan TGUPP DKI Jakarta. 12. 2010-2013 Noer Fajriansyah terpilih menjadi Ketua Umum PB HMI pada Kongres ke-27 di Depok tanggal 5 – 10 November 2010. Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia, kini menjabat sebagai Direktur PT Perusahaan Perdagangan Indonesia PPI. Pada tanggal 14 -19 Juni 2011, dalam kongres yang digelar, di Pekanbaru, Riau, Alto Makmuralto terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI MPO periode 2011-2013. Ia adalah mahasiswa Teknik Informatika Universitas Muslimin Indonesia, Makassar. Ia adalah penulis dan pendiri sekaligus Direktur Penerbit Liblitera Institute, penulis novel terpilih dalam Workshop Penulisan Novel Majelis Satra Asia Tenggara, 2011. 13. 2013-2015 M. Arief Rosyid Hasan. Dokter gigi lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hassanudin ini menang telak dalam pemilihan Ketua Umum PB HMI pada Kongres ke-28 di Gedung Olahraga Remaja GOR Ragunan, Jakarta Selatan, pada 15 April 2013. Arief yang merupakan alumni Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia kini menjabat Komisaris Independen di PT Bank Syariah Mandiri BSM, dia juga aktif di sejumlah organisasi diantaranya Ketua Pemuda di Dewan Masjid Indonesia 2017-sekarang, Wasekjen BPP HIPMI 2019-sekarang, dan tercatat sebagai pendiri Indonesian Islamic Youth Economic Forum ISYEF. Sementara itu, pada tahun yang sama, HMI MPO menggelar kongres ke 29 di Bogor pada tanggal 26 Juni hingga 1 Juli 2013. Kongres memilih alumni Fakultas Ekonoml Universltas Islam Indonesia UII Yogyakarta Puji Hartoyo sebagai Ketua Umum PB HMI MPO periode 2013-2015. Puji Hartoyo saat ini menjabat sebagai Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah KPID DKI Jakarta. 14. 2015-2017 Mulyadi P Tamsir. Setelah 13 hari berkongres ke-19 di GOR Pekanbaru, la terpllih sebagai Ketua Umum PB HMI. Selain alumnus Universitas Kuala Kapuas. Kalimantan Barat, la juga menamatkan pendidikan Magister di Universitas Trisakti, Ia sempat menjadi Sekjen PB HMI periode 2013-2015. Mulyadi menang melalui pemilihan gelombang kedua. Mulyadi saat ini menjabat Wakil Sekjen DPP Partai Hati Nurani Rakyat Hanura. Pada Pemilihan Umum tahun 2019 dia ikut menjadi calon anggota legislatif DPR RI daerah pemilihan Jatim II meliputi Kabupaten dan Kota Pasuruan serta Kabupaten dan Kota Probolinggo. Namun dia gagal ke Senayan karena partainya tidak memenuhoi ambang batas parlemen atau parliamentary threshold. Pada tanggal 19 November 2015, Muhammad Fauzi terpilih sebagai Ketua Umum HMI MPO dalam kongres yang digelar di Tangerang, Provinsi Banten. la berasal dari HMI MPO Cabang Makassar. Fauzi pernah menempuh kuliah di program pascasarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia. Fauzi saat ini tengah menggeluti dunia bisnis dan tercatat sebagai pengusaha ekspor impor, terutama kopi tanah air yang diekspor ke sejumlah negara. 15. 2017-2019 Respiratori Saddam Al Jihad, terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI melalui kongres ke-30 di Ambon. Sadam merupakan kader HMI asal Universitas Padjajaran Jatinangor. Pendidikan S1-Ilmu Pemerintahan Unpad, S2-Ilmu Kesejahteraan Sosial UI, S3-Ilmu Pemerintahan IPDN. Namun, belum genap satu periode masa kepengurusan, Saddam harus mundur dari jabatannya. Saddam kemudian digantikan oleh Arya Kharisma Hardy sebagai pejabat ketua umum PB HMI 2018-2020. Sementara untuk HMI-MPO, terpilih Zuhad Aji Firmantoro pada Kongres ke 30 di Sorong Jayapura. Zuhad adalah kader HMI Cabang Yogyakarta. Sebagai aktivis, Zuhad Aji pernah menulis tiga buku yakni Dilema Penanganan Pelanggaran Pemilu Legislatif, HMI Pemikiran dan Gerakan Intelektual dan Perlindungan Kebebasan Beragama Kinerja Polisi Daerah. Zuhad tengah sibuk mengajar sebagai dosen ilmu hukum di salah satu kampus swasta di Jakarta. 14. Periode 2020-2022, HMI MPO dipimpin Affandi Ismail. Affandi terpilih pada Kongres ke 31 di Kendari Sulawesi Tenggara. Affandi merupakan kader HMI cabang Makassar. Dia menyelsaikan S1 di UNM Makassar. Dia juga telah menyelesaikan dua gelar magister bidang pendidikan dan filsafat masing-masing dia tuntaskan di UNJ dan Paramadina. Saat ini dia tengah menempuh pendidikan S3 Kandidat Doktor di Universitas Negeri Jakarta PPs UNJ. Sementara untuk HMI DIPO, pada periode 2019-2021 dipimpin Pj Ketum Arya Kharisma Hardy yang melanjutkan kepemimpinan Saddam yang sebelumnya mengundurkan diri. Kemudian Kongres ke-31 yang digelar di Surabaya Jawa Timur, terpilih Raihan Ariatama untuk masa kepemimpinan tahun 2021-2023 mengingat kongresnya dimundurkan karena wabah COVID-19. Raihan menempuh studi sarjanannya di studi di Universitas Gadjah Mada UGM Yogyakarta pada Departemen Politik dan Pemerintahan DPP, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 2011-2016. Kemudian, Raihan melanjutkan studi S2 di Magister Ekonomi Pembangunan MEP UGM, Konsentrasi Perencanaan Pembangunan Daerah 2017-2019.[]
SejarahHMI. Dari sekian banyak arti dan definisi sejarah, secara umum dapat diartikan bahwa sejarah adalah pelajaran dan pengetahuan tentang perjalanan masa lampau ummat manusia, mengenai apa yang dikerjakan, dikatakan dan dipikirkan oleh manusia pada masa lampau, untuk menjadi cerminan dan pedoman berupa pelajaran, peringatan, kebenaran bagi
Isuperubahan nama sudah tidak asing lagi ketika kongres tahun 1991 sampai 2007 kemarin di Depok. perasan keringat teman2 yang sudah merempugkan isu ini dinilai sia2 oleh mereka yang kontra terhadap Perubahan nama HMI (MPO) itu. egosentris dan primordial kedaerahan seakan menjelma bak komplotan hyna yang menyerbu kawanaan banteng, yang
HimpunanMahasiswa Islam (HMI) Dipo HMI lahir ditengah-tengah suasana revolusi untuk mempertahankan kemerdekaan, yaitu pada 5 Februari 1947 di kota Yogyakarta, Kemudian didirikanlah wadah perkumpulan mahasiswa Islam yang memiliki potensi besar bagi terbinanya insan akademik, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas
PEKANBARU Seratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Pekanbaru menggelar aksi demo di Kantor DPRD Riau, Senin (18/7/2022).Mereka memprotes kegiatan studi banding anggota Dewan ke Amerika Serikat di tengah kondisi masyarakat yang masih kesulitan. "Di tengah kondisi seperti ini tentu tidak tepat, harus fokus pada hal yang lebih urgent. Dan
YBkRCg.
  • n7ak3205up.pages.dev/444
  • n7ak3205up.pages.dev/288
  • n7ak3205up.pages.dev/247
  • n7ak3205up.pages.dev/453
  • n7ak3205up.pages.dev/93
  • n7ak3205up.pages.dev/156
  • n7ak3205up.pages.dev/81
  • n7ak3205up.pages.dev/354
  • apa itu hmi dipo dan mpo