KronologisPerjuangan Mempertahankan Masjid Al-Ikhlas Medan; Kisah Ganjil dari Syiah: Dirijen Shalat Itu Pun Mengeluarkan Asap Rokok (1) (4-Habis) Kisah berikutnya tentang kawin mut'ah di negeri Persia itu. Di Iran, rupanya tidak sulit menyalurkan syahwat biologis lewat cara ini. Para pemuda Iran sudah akrab melakoni penyaluran kisah
Medan, IDN Times - Banyak masjid indah di Sumatera Utara. Tak sedikit pula yang popular di dunia maya karena keindahan arsitektur maupun millenials, masjid pun bukan hanya sekadar tempat ibadah, namun juga tempat wisata yang sering hanya wisatawan lokal, namun juga masjid-masjid di Sumatera Utara yang paling ramai dikunjungi wisatawan. Baca Juga 9 Meme Perbedaan Drama Korea Vs Sinetron Indonesia, Bikin Cekikikan! 1. Masjid Agung KisaranDeskgramMasjid Agung H. Ahmad Bakrie merupakan masjid agung yang berada di Kabupaten Asahan, tepatnya di Jalan Lintas Sumatera, Desa Sidomukti, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten ini berdiri di tanah seluas 4 hektar, diatas tanah milik PT. Bakri Sumatera Plantation BSP.Pada saat itu tanah ini merupakan tanah Hak Guna Usaha HGU yang dimiliki PT tersebut kemudian di wakafkan untuk pembangunan nama dari masjid ini merupakan suatu bentuk penghormatan dari mendiang H. Ahmad Bakri, ayah dari Abu Rizal Bakri. Pembangunan Masjid Agung H. Ahmad Bakrie menghabiskan dana sekitar Rp. 68 miliar, dan didanai oleh pemerintah Asahan dari dana APBD Anggaran Pembangunan Daerah.Pembangunannya memerlukan waktu sekitar 4 tahun, dari tahun 2011 hingga tahun Masjid Azizi Tanjung Pura LangkatTravelling YukLetaknya sekitar 75 KM dari Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara, tepatnya di kecamatan Tanjung Pura, Langkat, terdapat sebuah bangunan bersejarah dari peninggalan Kesultanan Melayu fisik dari kebesaran Kesultanan Melayu Langkat ini adalah berupa bangunan masjid yang memiliki arsitektur bernilai tinggi, yaitu masjid Azizi Tanjung Azizi Tanjung Pura ini didirikan pada dua generasi kesultanan masjid yang pertama dilakukan pada tahun 1899 Masehi atau 1320 Hijriah oleh sultan Langkat pertama Sultan H Musa Almahadamsyah 1840 – 1893. Setelah Sultan Musa wafat pembangunan masjid diteruskan oleh anaknya yaitu Sultan Tengku Abdul Aziz Jalik Rakhmatsyah 1893 – 1912, dan selesai pada 13 Juni 1902 atau 12 Rabiulawal 1320 H, yang kemudian masjid ini dinamai oleh nama sang sultan Abdul Masjid Raya Al Osmani Labuhan Deli MedanArmansyah PutraMasjid Raya Al Osmani berada di Jalan K L Yos Sudarso, Kelurahan Pekanlabuhan, Kecamatan Medanlabuhan, Kota Medan, Sumatera cantik yang terkenal dengan nama Masjid Labuhan ini berada di tepi jalan yang padat kendaraan, sekitar 21 kilometer jaraknya dari pusat Kota Medan. Para pengguna jalan yang melintas pasti akan menoleh sebab warna kuningnya begitu mencolok, khas yang sudah menginjak 164 tahun tak memudarkan keelokan masjid di kawasan Medan Utara ini. Masjid Al Osmani adalah rumah ibadah Islam tertua di Kota Medan, buah tangan arsitek Jerman GD itu, Sultan Deli Mahmud Perkasa Alam yang tak lain putra kandung Sultan Osman Perkasa Alam meminta Langereis merenovasi masjid yang masih berbentuk bangunan sederhana dari kayu dalam tempo tiga sultan terpenuhi dengan lahirnya bangunan megah yang kuat unsur arsitektur India, Tiongkok, Timur Tengah, Eropa dan Melayu."Masjid dibangun Sultan Deli ke tujuh, Sultan Osman Perkasa Alam. Awalnya hanya rumah panggung dari kayu seukuran 16 kali 16 meter. Tujuan didirikan masjid untuk mengumpulkan umat Islam, suku Melayu, dan sebagai tempat pertemuan sultan dengan rakyatnya,” kata Ketua Pengurus Masjid Ahmad Masjid Raya Al Mashun Raya Al Mashun atau Masjid Raya merupakan satu dari beberapa ikon kebanggaan masyarakat Kota yang berlokasi di inti Kota Medan atau tepatnya di Jalan Sisingamangaraja Medan ini memiliki konsep arsitektur perpaduan dari tiga satu keistimewaan Masjid Raya Al Mashun memang terletak pada desain arsitekturnya. Arsitektur masjid ini merupakan perpaduan dari Asia, Eropa dan juga Timur Raya Al Mashun dibuat oleh arsitek asal Belanda dan pertama kali dibangun pada tahun 1906 dan selesai di tahun Raya Al Mashun dibangun 1906 oleh Sulan Deli yang kesembilan yaitu Sultan Makhmud AL Rasyid dan selesai tahun 1909 dan diresmikan pada hari Jumat di tahun yang ini bukanlah masjid pertama yang dibangun oleh Sultan Deli di Medan, masjid pertama yang dibangun adalah Masjid Al Osmani yang berada di Medan Masjid Raya Al Abror PadangsidimpuanMasjid Dunia Masjid Raya Al Abror atau yang akrab disebut Mesjid Raya Padangsidimpuan adalah mesjid terbesar di kota ini menghabiskan waktu pembangunan selama 6 dimulai sejak 1966 hingga 1972 dan menghabiskan biaya sekitar Rp 30 pertama kali, Masjid Raya Al Abror tidak sebagus ini. Sejak tahun 1995 mesjid ini terus mengalami rekonstruksi hingga sekarang telah memiliki menara sepanjang 70 meter yang menjadi menara masjid tertinggi di Kota Raya Al Abror berada tepat di pusat kota Padangsidimpuan. Sehingga tak sulit menemukan lokasi menuju mesjid ini bila Anda ingin berkunjung. Masjid ini juga menjadi tempat kumpul beberapa lembaga pengurus seperti BAZDA Badan Amil Zakat Daerah dan komunitas-komunitas serta para relawan yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan. Baca Juga Selain Danau Toba, Ini 10 Danau Terbesar di Indonesia

Kaummunafikin menyampaikan kepada Rasulullah bahwa masjid tersebut dibangun untuk kaum lemah, orang-orang sakit dan mereka yang tidak mampu menghadapi musim dingin di malam hari. Allah سبحانه وتعالى pun menjaga Rasulullah. Beliau tidak pernah sekali pun shalat di masjid tersebut. Beliau menyampaikan, "Sesungguhnya kami akan

Masjid Syiah di Pondok Gede Bekasi “Masjid al Mahdi” - Ajaran sesat syiah rupanya mulai menggurita dan menampakkan taringnya. Satu diantara indikasinya adalah dibangunnya masjid-masjid syiah di Indonesia. Adalah Masjid Al-Mahdi yang beralamat di Jl. Raya Hankam RT 04/RW02 No79 Kel. Jati Rangon, Jatisampurna, Pondok Gede, Bekasi merupakan salah satu masjid Syiah terbesar di Indonesia. Waspadalah! Selain menjadi sarana peribadatan, masjid ini juga digunakan untuk kajian beberapa tokoh Syiah sebagai berikut 1. Kajian Tafsir Al-Quran Yang Di Bawakan Oleh Husein Alatas, Othman Omar Syihab,Dan Ali Bahasa Ibu-Ibu Oleh Ali Alhaddad, Dzikir Dan Sholawat Situs blog masjid Syiah "al-Mahdi" nisyi/ ************************ Ayo Gabung dengan Sekarang Juga! Artikel Syiah Lainnya
TRIBUNVIDEO.COM - Bom meledak di sebuah masjid Syiah di kota Kandahar, Afghanistan selatan hari ini, Jumat (15/10/2021).. Ledakan besar terjadi saat salat Jumat sehingga menyebabkan banyak korban jiwa. Setidaknya 37 orang tewas dan 70 orang lainnya mengalami luka-luka. Pertumbuhan Mazhab Syi’ah Di Sumatera Utara, mazhab Ahlulbait baru terlihat tahun 1990-an, tetapi tidak berkembang sampai tahun 2000-an. Mazhab Syi’ah ini dianut keluarga Sayyid Syaiful Wathan al Mahdhali Sayyid Dede dan beberapa pengikutnya. Sayyid Dede ini pernah memiliki yayasan Ulul Albab di Lokseumawe. Komunitas Syi’ah masih ekslusif sampai tahun 2002, ketika Sayyid Dede pindah ke Kota Medan dan mendirikan yayasan Amali. Setelah Sayyid Dede meninggal tahun 2002, kegiatannya vakum, dan yayasan dikendalikan Habib Ubaidan al Habsy dan merubah nama yayasan menjadi Yayasan Ahlulbait Indonesia YABI. Sebelum Habib Ubaidan al Habsyi wafat muncul pula Yayasan Islam Abu Thalib yang didirikan oleh Candiki Repantu, Ahmad Parwes Indo Pakistan dan Naparo Afandi Lubis. Peresmian Yayasan Islam Abu Thalib dihadiri Prof. Dr. Ramli A. Wahid Dir. Paska UINSU, Prof Dr. Yasir Nasution Rektor UINSU, dan Ayatullah Ramdhani ulama Syi’ah Iran. Rizal, Ridwan, Hasan, dan Fadillah, wawancara, 21/5/2016Yayasan Islam Abu Thalib ini menjadi pusat pertumbuhan mazhab Syi’ah Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Aceh. Informasi terakhir di bulan Februari tahun 2018 pengurus Yayasan Islam Abu Thalib, telah berhasil menginisiasi berdirinya majelis taklim di 13 kabupaten kota di Provinsi Sumatra Utara. Sementara itu di Sumatra Barat dan Provinsi Aceh juga sudah berdiri beberapa majelis taklim anak-anak muda Syi’ah. Di yayasan inilah semua aktifis di Provinsi Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Provinsi Aceh berlabuh dan berkomitmen, setelah pencarian bertahun-tahun. Ada yang 1 tahun, 3 tahun, 5 tahun bahkan puluhan tahun. Tidak ada penganut Syi’ah yang sudah Syi’ah sejak lahir, kecuali yang sekarang masih berumur 10 mazhab Syi’ah dilakukan dengan cara sering mengadakan pameran buku, diskusi di kampus-kampus besar dan meningkatkan jumlah buku yang beredar. Pengajian rutin dan terbuka terus dilakukan. Pekerjaan mereka umumnya adalah mahasiswa, pedagang, dosen, guru, dokter atau lainya dan menjadi generasi pertama dari geliat pertumbuhan mazhab Syi’ah di Kota Medan. Mereka tidak membangun masjid, tetapi membaur dengan masjid-masjid yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Sebab secara fikiyah, mereka tidak ada masalah melaksanakan shalat di masjid masyarakat yang ada disekitarnya. Masyarakat tidak tahu mereka bermazhab Syi’ah, karena tidak menampakkan ke-Syi’ahanya demi menjaga harmoni. Mereka hanya Nampak Syi’ah di rumahnya sendiri atau di Husainiyah. Rizal, Ridwan, Hasan, dan Fadillah, wawancara, 21/5/2016 Pada saat ini anggota Syi’ah Sumatra Utara 600 KK dan 200 KK di Kota Medan, yang tidak ber-KK jumlahnya sekitar orang di Kota Medan dan di Sumut. Tidak semua yang ber kepala keluarga KK sudah bermazhab Syi’ah. Banyak juga yang isterinya masih menurut petinggi Aliansi Nasional Anti Syi’ah ANAS Kota Medan, anggota Syi’ah sekitar orang. Tidak jelas bagaimana cara memverifikasinya Yusuf, Wawancara, 3/6/2016. Yayasan Islam Abu Thalib memiliki perpustakaan umum dengan judul buku keagamaan dari berbagai penulis dalam dan luar negeri, Suni maupun Syi’ah. Perpustakaannya sederhana. Tempatnya luas, walaupun tanpa meja baca dan kursi. Jika diskusi, mereka lesehan. Perpustakaanya menyatu dengan kediaman pimpinan yayasan. Di samping ruang perpustakaan terdapat beberapa kamar tidur untuk para aktifis. Gedung ini sudah milik sendiri. Yayasan Islam Abu Thalib dipimpin oleh Candiki Repantu, seorang guru, antropolog dan dosen perguruan tinggi di Medan dan Lokseumawe. Kegiatannya adalah do’a malam senin, rabu dan jum’at, pengajian, dialog, diskusi, kajian filsafat dan teologi Islam. Dalam taklim yang peneliti ikuti, terlihat Candiki Repantu sangat familier dengan dalil dan pendapat ulama Suni. Ia sendiri tidak membedakan asal dalil, seperti dituduhkan anti Syi’ah. Rizal dan Repantu, Wawancara 12/5 2016. Sumber Pertumbuhan Syi’ah Di Kota Medan Sumatra Utara, oleh Wakhid Sugiyarto ************************ Ayo Gabung dengan Sekarang Juga! Artikel Syiah Lainnya Bommeledak di Medan Rabu 13 November 2019. Laporan tvOne. Sumber : Youtube/tvOne News; Share : Bomber ISIS-K Beraksi di Masjid Syiah Afghanistan, 50 Orang Tewas Sejauh ini lokasi TKP masih steril. Awak media tak bisa masuk mengakses ke lokasi TKP. Awak media berjaga sekitar 15 meter dari pintu gerbang masuk gerbang Polrestabes Medan. Home Liberalism Catat Baik-Baik, Ini 77 Daftar Yayasan Syiah Di Seluruh Nusantara Jum'at, 27 Zulqaidah 1444 H / 27 Desember 2013 1418 wib views JAKARTA - Sesungguhnya Agama Sesat Syiah-Hadahumullah- tidak henti-hentinya mengincar mangsa di negeri kita. Melalui berbagai cara mereka berusaha mendekatkan diri mereka kepada kaum muslimin untuk dengan misi penyebaran agama Sesat Syiah di Indonesia. Salah satunya dengan mendirikan berbagai yayasan keislaman untuk melancarkan makar Iblis mereka. Maka, berhati-hatilah wahai kaum muslimin terhadap yayasan-yayasan Syiah yang akan mengancam aqidah kita dan keturunan kita… Berikut ini kami bawakan daftar nama dan alamat yayasan Syiah di Indonesia Semoga Allah memberi hidayah Sunnah kepada orang-orang Syiah. Maksud kami menampilkan daftar yayasan Syiah disini dengan tujuan agar kaum muslimin dapat berhati-hati terhadap makar dan propaganda sesat Syiah. Salah satu pusat penyebaran Syiah di Indonesia adalah kota Bandung bersama yayasan Muthohari dengan dedengkotnya seorang Syiah Rafidhah DR. Jalaluddin Rahmat biasa dipanggil dengan Kang Jalal – salah seorang dosen universitas ternama di kota Bandung. Semoga Allah segera membuka kedok orang ini yang sesungguhnya!!! Maka, berhati-hatilah wahai Umat Islam dari makar Syiah ini DAFTAR 77 YAYASAN SYIAH DI NUSANTARA 1 Yayasan Fatimah - JL. Batu Ampar III Condet Jakarta Timur, 13520 2 Tazkia Sejati Patra Kuningan IX Kuningan Jakarta Selatan 3 Yayasan Al Mahdi Jakarta Utara 4 Yayasan Al Muntazar Komp Taman Kota Blok E7/43 Kembangan Utara, Jakarta Barat 5 Yayasan Madina Ilmu Sawangan, Parung, Depok 6 Shaf Muslimin Indonesia Cawang - IPABI Bogor Yayasan Insan Cita Prakarsa Jl Lontar 4 Menteng Atas Jaksel 7 Islamic Center Jakarta Al Huda Jl Tebet Barat II No 8, Tebet, Jaksel, Indonesia 12810 8 Yayasan Asshodiq Jl Penggilingan No 16 A, RT01/07 Jakarta Timur 9 Pengajian Ummu Abiha HJ Andriyanti Jl Pondok Hijau VI Pondok Indah Jakarta Selatan 12310 10 Pengajian Al Bathul Farida Assegaf Jl Clilitan Kecil, Jaksel 11 Yayasan Babul Ilmi Jl Taman Karmila, Blok F3/15 Jatiwaringin Asri, Pondok Gede 12 Pengajian Haurah Jl Kampus I Sawangan Depok 13 MPII Jl Condet Raya 14 condet Jaktim 13520 14 FAHMI Forum Alumni HMI Depok Jl. Fatimah 323 Depok 15 Yayasan Azzahra Jl. Dewi Sartika No 17, Cawang 3, Jakarta Timur 16 Yayasan Al Jawad Gegerkalong Girang, No 92 Bandung 40015 17 Yayasan Muttahhari Jl Kampus II No 32 Kebaktian Kiaracondong 40282 18 Majlis Taklim Al Idrus Rt 04/01 Cipaisan, Purwakarta 19 Yayasan Fatimah Jl Kartini Raya No 11/13, Cirebon 45123 20 Yayasan Al Kadzim 21 Yayasan Al Baro’ah Gg Lenggang IV-66 Blok H, Bumi Resik Panglayungan, Tasikmalaya 46134 Jabar 22 Yayasan 10 Muharrom JL Chincona 7 Pangalengan Bandung 23 Majlis Ta’lim Annur Jl Otista No 21 Tangerang Jabar 24 Yayasan As Shodiq Jl Plesiran 44 Bandung 40132 25 IPABI PO BOX 509 Bogor Jabar 26 Yayasan As Salam Jl Raya Maja Utama 25 Majalengka Jabar 27 Yayasan Al Mukarromah Jl Cimuncang No 79 Bandung Jabar Jl Kebun Gedang 80 Bandung 40274 Jabar 28 T Al Jawad Jl Raya Timur No 321 Singaparna Tasikmalaya Jabar 29 Yayasan al Mujtaba Jl Walangi No 82 Kaum Purwakarta Jabar 30 Yayasan Saifik Jl Setiabudi Blok 110 No 11A/166 D Bandung, Jawa Barat 31 Yayasan Al Ishlah DRS Ahmad - Jl Pasar Kramat No 242 Ps Minggu Cirebon, Jabar 32 Yayasan Al-Aqilah Jl. Eksekusi EV No. 8 Komp. Pengayoman, Tangerang 15118, Banten – Indonesia 33 Yayasan Dar Taqrib Jl KH Yasin 31A PO BOX 218 Jepara Jawa Tengah 34 Al Hadi Pekalongan 51123 , PO BOX 88 35 Yayasan Al Amin Giri Mukti Timur II/1003/20, Semarang Jawa Tengah 36 Yayasan Al Khoirat Jl Pramuka 45, RT 05/06 Bangsri Jepara 37 Demak Jateng Desa Prampelan, Rt 02/04 No 50 Kec Sayung, Jateng 38 Yayasan Al Wahdah Metrodanan, 1/1 no 81 Ps Kliwon, Solo Jateng 39 Yayasan Rausan Fikr Safwan Jl Kaliurang Km 6, Gg Pandega Reksa No 1B Yogyakarta 40 Yayasan Al Mawaddah Jl Baru I Panaruban, Rt 02/03 Weleri, Kendal Jateng 41 Yayasan Al Mujtaba BP Arman Jl Pasar I/59, Wonosobo Jateng 42 Yayasan Safinatunnajah Jl Pahlawan, Wiropati 261, Desa Pancur wening Wonosobo Jateng 43 Yayasan Al Mahdi Jl. Jambu Balung, Jember Jawa Timur 68161 44 Majlis T’lim Al Alawi Jl Cokroaminoto III/254, Probolinggo Jawa Timur 45 Yayasan Al Muhibbiin Jl. Kh Hasan Probolinggo, Jawa Timur 46 Yayasan Attaqi Kedai Hijau, Jl. RA Kartini Pandaan Pasuruan Jatim 47 Yayasan Azzhra Sidomulyo II No 38, Bululawang Malang Jawa Timur 48 Yayasan Ja’far Asshodiq Jl KH Asy’ari II/1003/20 Bondowoso Jawa Timur 68217 49 Yayasan Al Yasin Jl. Wonokusumo Kulon GG 1/ Surabaya 50 Yayasan Itrah PO BOX 2112, Jember Jawa Timur 51 Yapisma Jl. Pulusari I/30, Blimbing, Malang Jawa Timur 52 Yayasan Al Hujjah Jalan Sriwijaya XXX/5 Jember Jawa Timur 53 Yayasan Al Kautsar Margono 23 A, Malang Jawa Timur 54 YAPI Jl Pandaan Bangil, Kenep Beji, Pasuruan Jatim 55 Yayasan AL Hasyim Jl Menur III/25A Surabaya 56 Yayasan Al Qoim Jl Sermah Abdurrahman No 43, Probolinggo Jawa Timur 57 FAJAR - Al-Iffah Jl. Trunojoyo IX / 17 Jember 58 Yayasan BabIlm Jl. KH. Wahid Hasyim 55 Jember 68137. Jawa – Timur Telpon 0331-483147 PO. BOX 232 59 Yayasan al-Kisa’ Jl. Taeuku Umar Gg. Sesapi No. 1 Denpasar Bali 60 Al-Hasyimi Toko al-Kaf Nawir Jl. Selaparang 86 Cakranegara Lombok 61 Yayasan Al Islah Kopm Panakkukang Mas II Bloc C1/1 Makasar 90324 62 Yayasan Paradigma Jl Sultan Alaudin no 4/lr 6 - Yayasan Fikratul Hikmah Jl Sukaria I No 4 Makasar 90222 63 Yayasan Sadra Makasar - Yayasan Pinisi JL Pontiku, Makassar, Sulsel 64 Yayasan LSII JL Veteran Selatan, Lorong 40 No 60 Makasar 65 Yayasan Lentera Jl. Inspeksi Pam No. 15 Makassar 66 Yayasan Nurtsaqolain Jl Jendral Sudirman No 36A Palopo Sulsel Belakang Hotel Buana 67 Yas Shibtain Jl Rumah Sakit no 7 Tanjung Pinang Kep Riau 68 Yayasan Al Hakim Pusat Perbelanjaan Prinsewu, Bolk B Lt2, Lampung Selatan 35373 69 Yayasan Pintu Ilmu Jl Kenten Permai, Ruko Kentan Permai Palembang 30114 70 Yayasan Al Bayan Jl Dr. M. Isa 132/795 Rt 22/8 Ilir Palembang 71 Yayasan Ulul Albab Jl Air Bersih 24 D Kutabelang Loksumawe Aceh 72 Yayasan Amali Jl. Rajawali. Komp. Rajawali I No. 7 Medan 20122 - Kumail Jl. Punai 2 No. 26 Kuto Batu Palembang 73 Yayasan Al Muntadzar Jl Al Kahoi II no 80, Samarinda Kalimantan Timur 74 Yayasan Arridho Jl A Yani KM 6-7 No 59 Banjarmasin Kalimantan Selatan 75 Us Ali Ridho Alatas Jl. Sungai Ampal Rt43/15 Sumberjo, Balikpapan, Kalimantan Timur 76 Madrasah Nurul Iman Selat Segawin, remu Selatan No 2 Sorong Irian Jaya. 77 ICC Islamic Culture Center Jl. Buncit Raya, samping Gedung Republika dan Mall Pejaten Village, Jakarta Selatan [muslimsunnahblog/jabir/ baca juga WASPADA! Ini 63 Penerbit Buku Syiah Sesat yang Mengelabui Umat Islam! Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita! +Pasang iklan Gamis Syari Murah Terbaru Original FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai. Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas? Di sini Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan > jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub 0857-1024-0471 Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller NABAWI HERBA Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon 60%. Pembelian bisa campur produk > jenis produk.
Oktoberlalu IS-K mengklaim pengeboman brutal juga di Provinsi Kunduz utara di sebuah masjid Syiah yang menewaskan sedikitnya 50 orang dan melukai lebih dari 100 orang. Pada bulan November unit intelijen Taliban melakukan serangan besar-besaran terhadap tempat persembunyian IS-K yang dicurigai di Nangarhar timur, tempat di mana afiliasi
MEDAN terkenal sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia. Ibu kota Provinsi Sumatera Utara ini juga memiliki beragam destinasi wisata yang luar biasa, salah satunya Danau Toba yang menjadi danau terluas di Asia Tenggara. Selain itu beberapa masjid bersejarah juga bisa Anda kunjungi di Medan. Nah, bagi Anda traveler Muslim yang ingin berkunjung ke Medan tak perlu bingung mencari tempat menginap yang sesuai dengan syariat. Berikut beberapa hotel syariah yang bisa Anda jadikan tempat bermalam yang nyaman. BACA JUGA Mau Menginap di Hotel Syariah? Ketahui 5 Hal Ini Terlebih Dahulu 1Hotel Grand Darussalam Hotel Grand Darussalam Syariah adalah sebuah hotel bintang 3 yang berada di Jl. Darrussalam Sei Sikambing D, Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara. Fasilitas yang tersedia di hotel ini juga lengkap seperti parkir yang luas, resepsionis 24 jam, lift, wifi hingga restoran. Dari hotel ini Anda akan mendapatkan akses ke tempat menarik terdekat seperti Durian Ucok 0,69 km dan Kuil Shri Mariamman 0,98 km. Selain itu, jika Anda ingin refreshing atau shopping, Anda bisa singgah ke Medan Mall atau ke Plaza Medan Fair yang tidak jauh dari lokasi Hotel Grand Darussalam ini. Harga yang ditawarkan sangat terjangkau,mulai dari Rp 150 – 500 ribuan Anda bisa menginap di hotel ini. 2Hotel Madani Hotel Madani adalah sebuah hotel bintang 4 yang berada di Jalan Sisingamangaraja/ Amaliun No. 1, Medan Kota, Sumatera Utara. Lokasi hotel ini sangat strategis karena berdekatan dengan Masjid Al Ma’shun yang menjadi Masjid Raya kota Medan. Selain itu, hotel ini juga hanya berjarak sekitar 0,44 km dari Istana Maimun yang menjadi ikon sekaligus kebanggaan kota Medan. Jika Anda ingin berbelanja atau sekadar mencari hiburan, Anda bisa berjalan kaki sebentar ke Pusat Perbelanjaan Yuki Simpang Raya yang tepat bersebelahan dengan Hotel Madani ini. Di sepanjang Jalan Sisingamangaraja ini juga banyak tersedia berbagai toko oleh-oleh khas kota Medan seperti Bolu Meranti dan beberapa kue kekinian ala artis seperti Medan Napoleon atau Kia Cake. Fasilitas yang tersedia di hotel ini juga lengkap seperti parkir yang luas, resepsionis 24 jam, lift, wifi hingga restoran. Anda bisa menikmati beragam fasilitas di hotel ini dengan harga 3Grand Jamee Hotel Grand Jamee Hotel adalah sebuah hotel bintang 3 yang berada di Jalan Ring Road Gagak Hitam No. 92, Medan Sunggal, Sumatera Utara. Fasilitas yang tersedia di hotel ini juga lengkap seperti parkir yang luas, resepsionis 24 jam, lift, wifi hingga restoran. BACA JUGA Rekomendasi 4 Hotel Syariah di Cirebon Lokasi hotel ini juga sangat strategis karena berdekatan dengan beberapa pusat perbelanjaan seperti Manhattan Times Square 0,46 km, Ring Road Citywalk 1,24 km dan Plaza Millenium Medan 2,34 km. Selain itu, Anda juga bisa berkunjung ke Taman Buaya Asam Kumbang untuk berekreasi bersama keluarga yang hanya berjarak sekitar 2,41km dari Hotel Grand Jamee ini. Harga untuk menginap di Grand Jamee mulai dari Rp200 ribuan. 4Hotel Islami Aceh House Hotel Syariah Aceh House adalah sebuah hotel bintang 2 yang berada di Jalan Gajah Mada No. 58 Medan Petisah, Sumatera Utara. Fasilitas yang tersedia di hotel ini juga lengkap seperti parkir yang luas, resepsionis 24 jam, lift, wifi hingga restoran. Jika ingin menikmati durian yang menjadi ikon buah kota Medan, Anda bisa singgah ke Durian Ucok yang hanya berjarak sekitar 0,46 km saja. Durian Ucok ini memang sangat terkenal di kota Medan dan bahkan telah menjadi ikon tempat makan durian di kota untuk bisa menginap di hotel ini mulai dari Rp170 ribuan 5Hotel Syariah Al Jayri Hotel Syariah Al Jayri ini berada di Jalan K. H. Wahid Hasyim No. 102, Medan Petisah, Sumatera Utara. Fasilitas yang tersedia di hotel ini hampir sama dengan kebanyakan hotel syariah lainnya seperti parkir yang luas, wifi dan restoran. Selain itu, lokasi hotel ini juga berdekatan dengan pusat perbelanjaan seperti Medan Mall km dan Plaza Medan Fair 0,92 km. Untuk membeli oleh-oleh khas Medan Anda tidak perlu bingung, karena di hotel ini Anda bisa belanja oleh-oleh Bika Ambon Zulaikha yang terkenal sebagai oleh-oleh khas kota Medan yang berjarak hanya sekitar 0,97 km atau singgah ke Durian Ucok jika ingin membawa oleh-oleh buah durian khas kota Medan. Harga untuk menginap di hotel ini mulai dari Rp400 ribuan. [] SUMBER DELISERDANGMAIL KBRN Jakarta: Sebuah masjid di Kandahar, Afghanistan Selatan meledak saat para jemaah sedang menjalankan ibadah pada Jumat (15/10/2021) kemarin, 47 orang tewas dan 70 orang-luka. Petinggi Taliban menyebut jika masjid meledak tersbut merupakan bom bunuh diri.
Medan, IDN Times - Jejak perkembangan Islam di Medan ditandai dengan masjid-masjid berusia lebih dari seratus tahun. Masjid-masjid ini tak sekadar tempat ibadah. Tapi kini juga menjadi ikon kota Medan. Maka masjid-masjid ini juga dijadikan tempat wisata religi. Mereka menyimpan sejarah panjang di tanah deli. Berikut 5 Masjid tertua di kota Medan, yuk Simak!1. Masjid Al OsmaniIDN Times/Doni Hermawan Masjid Al Osmani berada di Jalan KL Yos Sudarso kilometer 19,5 Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, yang dibangun pada tahun sejarahnya, Masjid ini dibangun oleh Raja Deli, Sultan Osman Perkasa Alam, yang saat ini usia masjid telah ratusan masjid ini dominan dengan warna kuning dan hijau, serta bagian dalam masjid juga berwarna kuning keemasan. Kalau untuk arsitekturnya, bangunan masjid ini banyak mengkolaborasikan negara terlihat pada pintu yang berornamen Tiongkok, dengan ukiran bangunan bernuansa India, dan arsitektur bernuansa Eropa, serta ornamen-ornamennya bernuansa Timur pekarangan masjid ini juga terdapat lima makam raja Deli, yaitu Tuanku Panglima Pasutan Raja Deli IV, Tuanku Panglima Gandar Wahid Raja Deli V, Sultan Amaluddin Perkasa Alam Raja Deli VI, Sultan Osman Perkasa Alam, dan Sultan Mahmud Perkasa Masjid Raya Al-MashunIDN Times/Doni Hermawan Masjid ini sering dikenal dengan nama Masjid Raya, yang terletak di Jalan Raja. Masjid dibangun pada tahun 1906, yang merupakan salah satu masjid termegah di ceritanya, Sultan Ma'mun Al Rasyid Perkasa Alam yang sebagai pemimpin Kesultanan Deli waktu itu, membangun masjid kerajaan dengan megah, dan lebih megah dari istananya sendiri, yaitu Istana dengan perpaduan gaya Timur Tengah, India dan Spanyol. Walaupun Masjid ini sudah berusia ratusan tahun, tapi masjid ini masih tetap berdiri kokoh dengan ornamen ternyata tak hanya itu saja. Para pengunjung juga bisa melihat keindahan Masjid yang masih mempertahankan ciri khasnya. Baca Juga Indahnya Masjid Raya Kejuruan Selesai Langkat yang Berusia 117 Tahun 3. Masjid Lama gang BengkokIDN Times/Doni Hermawan Masjid Lama gang Bengkok, dari namanya yang unik ini Masjid tersebut berasal dari sebuah gang yang memiliki bentuk bengkok di depan Masjid, sehingga dari situ nama rumah ibadah ini ini telah didirikan pada tahun 1880-an yang dibangun diatas tanah yang diwakafkan oleh Datuk Kesawan Haji Muhammad sejarahnya, ternyata selain tanahnya pendanaan bangunan masjid ditanggung oleh Tjong A Fie, saudagar membahas arsiktektur bangunan masjid ini, banyak perpaduan dari berbagai budaya. Terlihat pada sejumlah ornamen berwarna kuning dan hijau bergaya Melayu, atap masjid khas Tiongkok, dan bagian gapura serta mimbar bergaya Timur Masjid Agung Medanilustrasi Masjid Agung Medan Agung terletak di Jalan Pangeran Diponegoro, Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan. Masjid ini dibangun sekitar tahun beberapa kali renovasi tahun 1994 lalu. Masjid ini direnovasi lagi sejak 2016 lalu dan saat ini masih dalam tahap pengerjaan. Menara masjid sedang dibangun setinggi 199 Meter. Konon merupakan menara tertinggi ke tiga di itu masjid juga akan diperindah dengan warna dominan putih dan hijau. Bakal jadi salah satu masjid Masjid Badiuzzaman SurbaktiMasjid Badiuzzaman di Kecamatan Medan Sunggal IDN Times/Indah Permata SariMasjid Raya Kedaulatan Sunggal atau dikenal juga dengan Masjid Badiuzzaman didirikan oleh Datuk Adir pada tahun 1630-an yang kemudian direnovasi pada tahun 1885, dimana saat itu Kedatukan Sunggal Serbanyaman dipimpin oleh Datuk Diraja banyak yang mengira Masjid ini berdiri tahun 1885. Padahal sudah ada tahun 1630an."Didirikan oleh Datuk Adir pada tahun 1630-an, kemudian seiring berjalanannya waktu pada tahun 1885 dibugarkan jadi sebesar ini, jadi dulunya mesjid ini kecil hanya sepetak dari 4 tiang yang ada di dalam masjid. Kemudian direnovasi konon katanya menggunakan putih telur, karena ketika itu tidak ada semen," ucap Ketua Badan Kenaziran Masjid BKM Masjid Badiuzzaman, Datuk Indra Jaya atau Datuk Panglima. Baca Juga Masjid Raya Kedatukan Sunggal Sejak 1630, Butuh Perhatian Pemerintah
MasjidJami' Matraman terletak di Jalan Matraman Masjid Nomor 2, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat. Jaraknya hanya ± 300 meter dari Tugu Proklamasi, yang pernah menjadi lokasi sebuah rumah, tempat dibacakannya teks proklamasi kemerdekaan RI. Masjid ini awalnya hanya berupa sebuah ruangan kecil, tempat berkumpul bala tentara Sultan Agung Masjid Raya Medan c Arief Kurniawan Medan adalah kota terbesar yang ada di Pulau Sumatera dan Indonesia. Dalam hal demografis, Medan merupakan kota yang sangat identik dengan suku batak, sebenarnya kota ini dihuni oleh beberapa orang dengan beragam latar belakang yang berbeda. Ada orang batak, melayu, jawa, minang, tionghoa, dan masih banyak lagi yang lainnya. Begitu pula dengan agama, Medan memiliki tingkat pluralisme yang tinggi. Maka tidak heran jika Teman Traveler berkunjung ke ibu kota provinsi Sumatera Utara ini. Terdapat berbagai macam situs wisata bersejarah yang berlatar belakang budaya dan keagamaan. Salah satu yang paling ramai dikunjungi adalah Masjid Raya Al Mashun. Masjid yang biasa disebut Masjid Raya Medan ini adalah salah satu bangunan tertua dan termegah yang ada di Medan yang sudah dikenal sebagai landmark utama kota ini. 1. Sejarah Masjid Raya Al Mashun Plakat Masjid Raya Medan c Arief Kurniawan Masjid Raya Medan memiliki keterikatan kuat dengan kebudayaan suku melayu dan umat muslim. Merupakan salah satu bukti kejayaan Kesultanan Deli, masjid bersejarah ini dibangun dan dibuka pertama kali pada awal abad ke-20 tepatnya dibangun tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909. Awal pendiriannya, situs ini menyatu dengan kompleks istana dari Kesultanan Deli. Sejak masa itu, Masjid Raya Al Mashun menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan Islam di Kota Medan dan Sumatera Utara. Masjid ini merupakan peninggalan Sultan Ma’moen Al Rasyid, situs ini memiliki nilai sejarah yang tinggi serta terjaga. Hingga saat ini masih aktif digunakan untuk kegiatan peribadahan umat Muslim. 2. Arsitektur Masjid Salah Satu Sudut Masjid c Arief Kurniawan Masjid yang telah berusia lebih dari 1 abad ini memiliki luas bangunan mencapai meter persegi, serta dibangun di atas lahan dengan luas meter persegi. Arsitektur awalnya merupakan karya seorang arsitek Beland, Van Erp. Namun karena satu dan lain hal, Van Erp tidak dapat melanjut pekerjaannya di Medan sehingga dilanjutkan oleh arsitek asal Belanda lainnya yaitu JA Tingdeman. Gaya arsitektur Masjid Raya Al Mashun adalah perpaduan yang serasi dari gaya bangunan khas Timur Tengah, India dan juga Spanyol. Masjid ini berbentuk segi delapan dan memiliki sayap di bagian selatan, timur, utara dan barat-nya. Bahan Baku Bangunan yang digunakan di Masjid ini pun di-impor langsung dari berbagai negara di Eropa. Misalnya marmer pada bagian lantai yang didatangkan langsung dari Italia, dan juga lampu gantung yang berasal dari Prancis. 3. Daya Tarik Wisata Pelataran Masjid Raya Medan c Arief Kurniawan Berada di pusat kota, Masjid Raya Al Mashun ini terletak berdekatan dengan landmark Kota Medan lainnya yaitu Istana Maimun. Masjid kebanggaan masyarakat ini menjadi sangat ikonik, tentu karena kemegahan, keunikan, dan kelebihan yang dimilikinya. Kompleks yang cukup luas ini akan membuat Teman Traveler penasaran untuk menelusuri setiap sudut yang memiliki nilai sejarah tinggi. Walaupun merupakan objek wisata dan sekaligus tempat beribadah umat Muslim, Masjid Raya Al Mashun terbuka kepada wisatawan non muslim. Setiap bulan suciRamadhan, pengurus masjid selalu menyediakan makan untuk berbuka puasa atau ta’jil yang dibuka untuk masyarakat umum. 4. Lokasi Masjid Raya Medan Jalanan Sekitar Masjid Raya Medan c Arief KurniawanJika Teman Traveler berkunjung ke Medan, masjid ini bisa menjadi salah satu tempat yang bisa dikunjungi. Banyak pilihan transportasi yang bisa dipilih untuk menuju masjid megah ini seperti kendaraan umum angkot dan becak motor atau bisa juga menggunakan jasa taksi dan angkutan online. Lokasi tepatnya berada di Jalan Sisingamangaraja, Kec. Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara. Advertisement Tags masjid masjidrayamedan Medan MasjidKufah juga boleh dipanggil Masjid Jami 'Kufa adalah salah satu masjid besar di dunia. Masjid Kufa oleh Muslim Syiah dipercayai menjadi masjid suci keempat selepas Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Al-Aqsa. Masjid Kufah adalah salah satu tempat yang paling penting dan terkenal di bandar Kufa yang dikunjungi oleh jemaah haji. Masjid ini didominasi warna-warna lembut seperti biru muda, krem, kuning, dan hitam pada bagian kubah Foto Helinsa Rasputri/kumparanTak cuma sebagai tempat beribadah bagi umat Islam, kini masjid dikenal juga sebagai tempat wisata religi yang patut untuk disambangi ketika melancong. Biasanya, adat dan budaya yang berkembang di suatu daerah akan memberikan sentuhan tertentu bagi bangunan ikoniknya, termasuk masjid. Medan misalnya, kehadiran masjid di kota ini bukanlah barang baru. Sejak masuk dan berkembangnya Islam ke Sumatera melalui Aceh, satu per satu masjid mulai berdiri. Ada yang bertahan hingga kini dan berusia ratusan tahun lamanya, ada pula yang dijadikan sebagai ikon wisata. Dihimpun dari berbagai sumber, berikut kumparan rangkum empat masjid tua dan ikonik yang paling bersejarah di Kota Medan. 1. Masjid Raya Al-MashunMasjid Al Mashun dikenal pula sebagai Masjid Raya Medan Foto Helinsa Rasputri/kumparanMasjid ini didirikan pada 1906 oleh Sultan Deli IX atau yang dikenal pula sebagai Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alam Syah. Masjid Raya Al Mashun selesai dibangun pada 1909, kemudian diresmikan pada 15 September Masjid Raya Al Mashun menggabungkan gaya Turki, Arab, Eropa, dan India. Masjid itu didesain oleh JA Tingdeman, seorang arsitek asal Belanda yang dipanggil secara langsung oleh sultan. Menariknya, masjid ini dibangun dengan biaya dari kantong pribadi sang sultan. Penggunaan warna biru dan kuning yang digunakan pada bangunan masjid menjadi salah satu ciri budaya Melayu yang disematkan dalam Masjid Raya Al Mashun. 2. Masjid Al OsmaniTempat wudhu di Masjid Raya Al Osmani. Foto Ade Nurhaliza/kumparanMasjid Raya Al-Osmani berdiri pada tahun 1854. Masjid ini dibangun oleh sultan ke-7 Kesultanan Deli, yakni Sultan Osman Perkasa Alam. Mulanya masjid tersebut berbahan kayu dengan ukuran 16x16 meter berbentuk rumah panggung. Namun, kini setelah kurang lebih tujuh kali renovasi, Masjid Raya Al-Osmani memiliki luas hingga 2 hektare. Kapasitasnya mencapai orang, dengan rincian 500 orang pada bagian depan dan 500 orang di bagian belakang. Meski sudah berusia lebih dari 100 tahun, Masjid Raya Al-Osmani baru dinobatkan sebagai salah satu cagar budaya Kota Medan pada tahun 2016. Menariknya, sebelum pandemi, masjid ini selalu menyajikan bubur pedas sebagai panganan berbuka setiap hari Kamis saat puasa. 3. Masjid Lama Gang Bengkok Mesjid Tua Gang Bengkok Foto Ade Nurhaliza/kumparanSelain Masjid Raya Al-Osmani, Masjid Lama Gang Bengkok yang berlokasi di kawasan Kesawan juga punya warna kuning yang cerah dan berani. Masjid ini awalnya hanyalah sebuah surau atau langgar dengan bangunan sederhana. Lalu pada Masehi, surau tersebut dibangun menjadi sebuah masjid oleh seorang dermawan berkebangsaan China, Tjong A Fie. Setelah dibangun oleh Tjong A Fie, masjid tersebut diserahkan ke Sultan IX Deli, Makmun Al Rasyid Alamsyah masjid itu merupakan kombinasi dari beberapa kebudayaan, seperti China, Melayu, dan Persia. Atapnya dibuat menyerupai kelenteng. Lalu ada pula simbol lebah khas Melayu, serta simbol lingkaran awalan tanpa akhir khas Persia yang bisa kamu temukan di dekat plafon bagian dalam masjid. 4. Masjid Datuk Badiuzzaman SurbaktiDidirikan pada 1885, Masjid Datuk Badiuzzaman Surbakti kini sudah berusia sekitar 135 tahun. Sekilas, bangunannya tak nampak seperti masjid, tapi apabila kamu lihat lebih dekat, bangunan ini menggunakan warna kuning dan hijau yang khas adat Melayu. Atapnya sendiri berbentuk limas, bukan kubah seperti yang biasa kamu temukan di masjid-masjid lainnya. Masjid ini menggunakan nama salah seorang pahlawan yang memimpin perlawanan terhadap Belanda, Datuk Badiuzzaman Surbakti, anak dari Raja Sunggal selain dijadikan sebagai tempat ibadah, masjid ini juga digunakan sebagai tempat musyawarah ketika menyusun rencana perang. Nah, yang unik lagi dari masjid tersebut adalah kabarnya pembangunannya dibuat menggunakan semen dan putih telur, sehingga merekat kuat dan tak mudah rusak. Wah, unik, menyambangi keempat masjid ini saat wisata religi ke Medan usai pandemi? Yuk! bantu donasi atasi dampak corona. EauKGGS.
  • n7ak3205up.pages.dev/5
  • n7ak3205up.pages.dev/416
  • n7ak3205up.pages.dev/330
  • n7ak3205up.pages.dev/499
  • n7ak3205up.pages.dev/349
  • n7ak3205up.pages.dev/371
  • n7ak3205up.pages.dev/145
  • n7ak3205up.pages.dev/356
  • masjid syiah di medan